Kualitas Agama Seseorang Memiliki Tingkatan Menurut Al-Quran

- 19 Januari 2022, 14:53 WIB
Kualitas Agama Seseorang Memiliki Tingkatan Menurut Al-Quran
Kualitas Agama Seseorang Memiliki Tingkatan Menurut Al-Quran /Tangkap layar foto Al-Quran @pixabay /

JURNAL SUMBAWA - Berikut penjelasan kualitas agama seseorang yang memiliki tingkatan menurut Al-Quran.

Kualitas agama seseorang bisa di lihat perbuatan dan perilaku kesehariannya, didalam Al-Quran pun sudah dijabarkan tingkatan tersebut

Perilaku seseorang tergantung keimanan yang dimiliki Masing-masing dan Al-Quran pun sudah menjelaskan tingkatan keimanan seseorang.

Baca Juga: Surga Tertinggi Bagi yang Rutin Melaksanakan Sholat Tahajud

Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa ada tiga tingkat kualitas agama seseorang. Allah Ta’ala berfirman,

ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمٞ لِّنَفۡسِهِۦ وَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٞ وَمِنۡهُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَيۡرَٰتِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡكَبِيرُ

“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Hal demikian itu adalah karunia yang besar.” (QS. Fathir: 32).

Mari kita urutkan dari tingkatan kualitas agama yang paling baik, sebagai berikut:

Baca Juga: 6 Syafaad Bagi yang Melaksanakan Tahajud

1. sabiqun bil khoirot (orang yang bersegera melakukan kebaikan)

Tiga tingkatan kualitas agama seseorang
Pengertian sabiqun bil khoirot.

وهم الذين أدوا الواجبات، ومع ذلك عندهم نشاط ففعلوا المستحبات والنوافل، وتركوا المحرمات، وتركوا المكروهات كراهة تنزيه، وتركوا فضول المباحات خشية الوقوع في المحرمات،

“Mereka adalah orang-orang yang menjalankan kewajiban-kewajiban agama. Bersamaan dengan hal itu, mereka juga semangat mengerjakan ibadah-ibadah yang sunah. Mereka tinggalkan segala yang haram dan makruh. Mereka tinggalkan juga perkara mubah yang berlebihan karena khawatir terjatuh kepada perkara yang haram.”

Baca Juga: Rutin Sholat Tahajud Akan Mendapatkan Salah Satu Syafaad Nabi Muhammad SAW

2. muqtashid (orang yang pertengahan)

Pengertian muqtashid adalah orang yang pertengahan, sesuai dengan penjelasan ayat Al-Quran berikut.

وهو المؤمن المطيع الذي أدى الواجبات وترك المحرمات، لكن ليس عنده نشاط في فعل المستحبات والنوافل، وليس عنده نشاط في ترك المكروهات كراهة تنزيه وفضول المباحات، بل قد يتوسع في المباحات وقد يفعل المكروهات

“Dia adalah orang beriman yang taat; yang menunaikan kewajiban agama dan meninggalkan yang haram. Namun, dia tidak memiliki semangat dalam mengerjakan ibadah-ibadah yang sunah dan tidak semangat dalam meninggalkan perkara-perkara makruh. Bahkan terlalu longgar dalam perkara mubah atau terkadang melakukan perbuatan makruh.”

3. dzolimun linafsih (orang yang zalim kepada diri sendiri).

Pengertian dzolimun linafsih
وهو المؤمن العاصي الذي أخل ببعض الواجبات أو فعل بعض المحرمات

“Dia adalah orang beriman, namun masih gemar bermaksiat, baik berupa melanggar sebagian kewajiban agama atau melakukan ha-hal yang dilarang.”

Baca Juga: Manfaat Sholat Tahajud Pada Waktu Sepertiga Malam

Oleh karena itu, yang paling tinggi derajatnya adalah kelompok sabiqun bil khoirot. Mereka menggabungkan antara perintah mengerjakan yang wajib dan sunah, dan perintah meninggalkan yang haram dan makruh.

Kemudian yang paling rendah adalah kelompok dzolimun linafsih, yang merupakan kebalikan dari sabiqun bil khoirot.

Dzolimun linafsih adalah orang-orang yang teledor dalam mengerjakan perintah. Amalannya tidak sempurna dalam menunaikan kewajiban dan meninggalkan larangan. Sehingga mereka bermudahan-mudah dalam melakukan maksiat.

Ketiganya tergolong orang yang beriman, hanya tingkatannya saja yang berbeda
Terlepas dari tiga tingkatan di atas, ketiga kelompok ini adalah orang-orang beriman. Mereka hanya berbeda pada tingkat keimanan.

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Tahajud Lengkap Dalam Bahasa Arab, Latin beserta Artinya

Dalil yang menunjukkan bahwa mereka masih tergolong orang yang beriman, meski berada pada level yang bawah (dzolimun linafsih), adalah firman Allah Ta’ala pada awal ayat,

ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ

“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami” (QS. Fathir: 32).


Hal yang bisa disimpulkan dari ayat di atas, yakni:

1. Allah tidak mungkin mewariskan kitab-Nya kecuali kepda orang-orang beriman.

2. Allah menyebut mereka sebagai “hamba-hamba Kami”. Hamba Allah tentu saja orang beriman.

Baca Juga: 10 Keutamaan Sholat Tahajud, Akan Dikabulkan Doanya Serta Dosa Dan Kesalahannya Dihapus

Bagaimana bisa orang yang maksiat dan teledor melakukan kewajiban (dzolimun linafsih) masih disebut mukmin?

Jawabannya adalah karena meski meraka maksiat, mereka selamat dari kesyirikan. Mereka tetap mentauhidkan Allah Ta’ala dan ikhlas dalam beribadah kepada-Nya.

Ketiga tingkatan ini sama dengan tingkatan agama yang disebutkan di dalam hadis Jibril. Hadis panjang yang bercerita tentang pertanyaan dan jawaban Jibril kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tentang Islam, iman, dan ihsan.

Baca Juga: Tata Cara dan Niat Sholat Tahajud Dalam Bahasa Arab, Lengkap dengan Artinya

Sebagaimana keterangan dari Syekh Abdul Aziz Al-Rajhi hafizhahullah,

وهؤلاء الثلاثة ينطبقون على الطبقات الثلاث المذكورة في حديث جبريل عليه الصلاة والسلام: الإسلام، والإيمان، والإحسان،

“Ketiga tingkatan tersebut, sesuai dengan tiga tingkatan agama seorang yang disebut di dalam hadis Jibril ‘alaihis sholaah wasallam, yakni Islam, kemudian iman, dan kemudian ihsan.”.***

Editor: Ahmad D


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah