Edisi Khusus Maulid Nabi Muhammad SAW 2022, Ini Teks khutbah Jumat dengan Tema Bahaya Hasad, Riya dan Ujub

- 3 Oktober 2022, 18:46 WIB
Edisi Khusus Maulid Nabi Muhammad SAW 2022, Ini Teks khutbah Jumat dengan Tema Bahaya Hasad, Riya dan Ujub
Edisi Khusus Maulid Nabi Muhammad SAW 2022, Ini Teks khutbah Jumat dengan Tema Bahaya Hasad, Riya dan Ujub /Twibbonize.com/Juliyan R_Adhitya

Pertama kali, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah Swt yang telah menganugerahkan nikmat iman dan Islam serta kesehatan sehingga kita dapat menghadiri sidang Jumat yang penuh berkah ini.

Shalawat serta salam semoga tercurah ke pangkuan junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw, beserta keluarga, para sahabat, dan orang-orang beriman hingga akhir zaman.

Mengawali khutbah Jumat kali ini, khatib mengingatkan kita semua, khususnya diri khatib sendiri, agar senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah Swt dengan sebenar-benar takwa. Yaitu, menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Takwa adalah “jalan terang” menuju ke hadirat-Nya, sehingga kita akan menemukan nilai-nilai kebajikan dan kemuliaan sejati, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Manusia adalah makhluk unik dan istimewa. Berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya, manusia dianugerahi unsur-unsur immaterial yang lengkap, yaitu: ruh, akal, hati, dan nafs (syahwat dan ghadlab) yang terbentuk dalam satu kesatuan yang disebut jiwa (soul).

Baca Juga: Ini 25 Link Download Twibbon Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Desain Menarik Cocock Dibagikan ke Medsos

Dari komponen immaterial ini, manusia hakikatnya adalah sebagai makhluk spiritual. Masing-masing unsur tersebut memiliki fungsi yang berbeda.

Ruh memiliki sifat yang suci, cenderung kepada kesejatian (hakikat) dan lebih dekat dengan Allah. Akal berfungsi untuk berfikir, mengingat, menghitung, dan berlogika.

Hati berfungsi untuk meyakini (beriman), mencintai, membenci, empati, dan hal-hal yang berhubungan dengan rasa. Sedangkan nafsu merupakan energi jiwa yang berpotensi pada kesenangan dan kemarahan (nafs al-ammarah).

Bagi yang mampu mengendalikan “jiwa tirani” (al-nafs al-ammarah) dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah, maka ia akan menjadi pribadi yang utuh. Sebaliknya, jika seseorang dikendalikan oleh jiwa tirani dengan memenuhi kesenangan-kesenangan dasar (pleasure principle), maka ia akan menjadi pribadi yang pincang.

Halaman:

Editor: Muslimin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah