Pemulihan Pekerjaan yang Lambat dan Peningkatan Ketidaksetaraan berisiko

- 4 Juni 2021, 18:18 WIB
Krisis pasar tenaga kerja yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 masih jauh dari selesai, dan pertumbuhan lapangan kerja tidak akan cukup untuk menutupi kerugian yang diderita setidaknya hingga tahun 2023, menurut penilaian baru oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)
Krisis pasar tenaga kerja yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 masih jauh dari selesai, dan pertumbuhan lapangan kerja tidak akan cukup untuk menutupi kerugian yang diderita setidaknya hingga tahun 2023, menurut penilaian baru oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) //ilo

Wartasumbawa.com – Krisis pasar tenaga kerja yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 masih jauh dari selesai, dan pertumbuhan lapangan kerja tidak akan cukup untuk menutupi kerugian yang diderita setidaknya hingga tahun 2023, menurut penilaian baru oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).

Pandangan Ketenagakerjaan dan Sosial Dunia ILO: Tren 2021 (WESO Trends) memproyeksikan 'kesenjangan pekerjaan' akibat krisis global akan mencapai 75 juta pada tahun 2021, sebelum turun menjadi 23 juta pada tahun 2022.

Kesenjangan terkait dalam jam kerja, yang mencakup kesenjangan pekerjaan dan pengurangan jam kerja, berjumlah setara dengan 100 juta pekerjaan penuh waktu pada tahun 2021 dan 26 juta pekerjaan penuh waktu pada tahun 2022.

Kekurangan dalam pekerjaan dan jam kerja ini muncul di atas tingkat pengangguran yang masih tinggi sebelum krisis, pemanfaatan tenaga kerja yang kurang dan kondisi kerja yang buruk.

Akibatnya, pengangguran global diperkirakan mencapai 205 juta orang pada 2022, jauh melampaui level 187 juta pada 2019. Ini sesuai dengan tingkat pengangguran 5,7 persen. Tidak termasuk periode krisis COVID-19, tingkat seperti itu terakhir terlihat pada 2013.

Wilayah yang terkena dampak terburuk pada paruh pertama tahun 2021 adalah Amerika Latin dan Karibia, serta Eropa dan Asia Tengah.

Di keduanya, perkiraan kehilangan jam kerja melebihi delapan persen pada kuartal pertama dan enam persen pada kuartal kedua, dibandingkan dengan hilangnya jam kerja global masing-masing sebesar 4,8 dan 4,4 persen pada kuartal pertama dan kedua.

Pemulihan ketenagakerjaan global diproyeksikan akan meningkat pada paruh kedua tahun 2021, asalkan tidak ada situasi pandemi yang memburuk secara keseluruhan.

Namun ini akan menjadi tidak merata, karena akses vaksin yang tidak setara dan kapasitas yang terbatas dari sebagian besar negara berkembang dan negara berkembang untuk mendukung langkah-langkah stimulus fiskal yang kuat.

Halaman:

Editor: M. Syaiful

Sumber: ILO.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah