Tunisia berharap stabilitas Libya dapat membawa bantuan ekonomi

- 4 Juli 2021, 18:08 WIB
Setelah bertahun-tahun perang di Libya, para pedagang Tunisia merayakan pembukaan kembali perbatasan dengan tetangga mereka yang kaya minyak di Afrika Utara sebagai tanda positif yang mereka harapkan akan merangsang pertumbuhan ekonomi
Setelah bertahun-tahun perang di Libya, para pedagang Tunisia merayakan pembukaan kembali perbatasan dengan tetangga mereka yang kaya minyak di Afrika Utara sebagai tanda positif yang mereka harapkan akan merangsang pertumbuhan ekonomi //beijing

Wartasumbawa.com — Setelah bertahun-tahun perang di Libya, para pedagang Tunisia merayakan pembukaan kembali perbatasan dengan tetangga mereka yang kaya minyak di Afrika Utara sebagai tanda positif yang mereka harapkan akan merangsang pertumbuhan ekonomi.

Di kota pesisir Tunisia Ben Guerdane, sekitar 30 km dari perbatasan Libya, pedagang Jaafar Ben Ali mengatakan itu sangat melegakan.

"Sekarang setelah perang (di Libya) berakhir, dan perbatasan terbuka, itu jauh lebih mudah," kata Ben Ali, yang menyeberang ke Libya untuk membeli selimut buatan Turki. "Saya melakukan perjalanan pulang pergi dalam sehari."

Ekonomi Tunisia telah bergerak dari krisis ke krisis sejak revolusi negara itu pada 2011, yang terbaru karena pandemi virus corona dan tindakan penguncian.

Tapi itu juga terkena dampak perang tetangga di Libya, di mana satu dekade konflik berkecamuk sejak pemberontakan 2011 yang menewaskan diktator Muamar Gaddafi.

Satu studi PBB memperkirakan krisis Libya "bertanggung jawab atas 24 persen perlambatan pertumbuhan ekonomi" di Tunisia dari 2011 hingga 2015.

Itu setara dengan kerugian $880 juta per tahun, atau 2 persen dari PDB Tunisia, kata PBB, sebagaimana dikutip Wartasumbawa-Pikiran Rakyat dari beijingnews.net pada 4 Juli 2021.

Kota Ben Guerdane, di wilayah tenggara Tunisia yang kurang berkembang dan miskin, merasakan dampaknya lebih keras daripada kebanyakan kota lainnya.

Selama bertahun-tahun, pihak berwenang Tunisia menutup mata terhadap penyelundupan, sebagian karena situasi ekonomi yang mengerikan di wilayah perbatasan.

Halaman:

Editor: M. Syaiful

Sumber: beijingnews.net


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah