Tak mau Nama nama Pejuang Hilang, Gubernur Kaltara Bentuk Tim Pencacat Sejarah Kaltara

- 20 Maret 2021, 12:22 WIB
Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang bersama tim penelusuran sejarah terbentuknya provinsi Kalimantan Utara yang akan diabadikan dalam buku di Tanjung Selor
Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang bersama tim penelusuran sejarah terbentuknya provinsi Kalimantan Utara yang akan diabadikan dalam buku di Tanjung Selor /ANTARA/Dokumen Diskominfo Pemprov Kaltara

Wartasumbawa.com – Kalimantan Utara, akan mendukung pembentukan tim penelusuran sejarah terbentuknya provinsi Kalimantan Utara yang diabadikan dalam buku.

“Terciptanya buku ini akan menjadi pegangan untuk melahirkan tekad dan semangat sebagai provinsi baru yang penuh cerita," kata Zainal Arifin Paliwang, Gubernur Kaltara.

Dia khawatir jika orang-orang dahulu yang menjadi saksi dari perjalanan provinsi ke-34 ini dan tidak ingin ke depanya para sesepuh yang telah berjuang justru terlupakan dan tidak lagi dikenang dalam sejarah perjuangan untuk Kaltara.

Baca Juga: Fenomena Pelecehan Seksual Marak Terjadi, Ketua JQHNU Bima: Ini Masalah Moral yang Harus Disikapi Serius

“Kita akan menghimpun dan mencatat kembali para pelaku sejarah terbentuknya provinsi ini. Tujuannya agar cerita sejarah yang akan dibukukan ini lebih lurus dan meninggalkan hal-hal baik,” kata Zainal.

Salah satu tokoh pemuda, Ismid Mado yang turut memperjuangkan pembentukan Kaltara menegaskan rencana pembuatan buku untuk menguatkan bahwa tanggal 25 Oktober adalah hari lahirnya Kaltara.

Baca Juga: Tiga Hari Berada di Atas Pohon Kelapa, Kucing Ini Berhasil Dievakuasi Damkar DKI

“Acuannya dari hearing (rapat dengar pendapat) tentang perubahan hari jadi Kaltara di DPRD Kaltara kemarin, di mana seluruh peserta hearing menyetujuinya untuk diubah ke tanggal 25 Oktober,” kata Ismid Mado.

Terciptanya buku ini menjadi pegangan untuk melahirkan tekad dan semangat sebagai provinsi baru yang penuh cerita dan itu harus dibukukan dengan baik.

Wakil Gubernur Kaltara, Yansen TP mengatakan bahwa pembuatan buku sejarah terbentuknya Kaltara bukan untuk menampakan kelemahan, tapi bangga dengan sejarah.

“Saya mau tim pembuatan buku itu terdiri dari orang tua kita. Orang tua yang akan menjadi sumber, anak-anak kita akan menulis,” kata Yansen, sebagaimana dikutip Wartasumbawa-Pikiran Rakyat dari ANTARA.

Dia meminta dalam buku tersebut nantinya harus menjelaskan mengenai sungai di Kaltara. Baginya, sungai-sungai tersebut merupakan bagian dari masyarakat yang mendukung terbentuknya Kaltara.

Baca Juga: Marcelo beri Isyarat jika Cristiano Ronaldo akan kembali ke ibu kota Spanyol

“Adanya sungai di wilayah kita ini jadi filosofi masyarakat Kaltara. Ada sungai Kayan, sungai Bahau, sungai Sembakung dan sungai yang lain, itu semua harus disebut. Kalau tidak kita sebut, artinya kita tidak mengakui masyarakat yang ada disana juga,” ujar Yansen.

Dia menambahkan, perjuangan yang dihadapi untuk melahirkan Kaltara telah melibatkan banyak orang. Setiap desa dan kabupaten memiliki peran penting dalam mendukung terciptanya provinsi baru. Pihaknya tidak ingin ketika Kaltara telah tercipta sebagai Provinsi, elemen-elemen penting ini tidak lagi diperhatikan.

“Seluruh desa di Kaltara telah membuat pernyataan persetujuan lahirnya Kaltara kita. Sekarang setelah jadi provinsi, jangan pula desa-desa tidak lagi diperhatikan. Saya telah merasakan yang seperti itu, pokoknya jangan sampai terjadi lagi,” katanya.***

Editor: M. Syaiful

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah