Facebook Membatasi Ujaran Kebencian dan Informasi yang Sesat

- 31 Maret 2021, 18:27 WIB
Facebook mengatakan sedang mengambil langkah-langkah untuk memerangi ujaran kebencian dan informasi yang salah di India ketika negara demokrasi terbesar di dunia itu memulai pemilihan multi-fase selama berbulan-bulan di empat negara bagian besar
Facebook mengatakan sedang mengambil langkah-langkah untuk memerangi ujaran kebencian dan informasi yang salah di India ketika negara demokrasi terbesar di dunia itu memulai pemilihan multi-fase selama berbulan-bulan di empat negara bagian besar //Gadgets

Wartasumbawa.com – Facebook mengatakan sedang mengambil langkah-langkah untuk memerangi ujaran kebencian dan informasi yang salah di India ketika negara demokrasi terbesar di dunia itu memulai pemilihan multi-fase selama berbulan-bulan di empat negara bagian besar.

“Kami menyadari bahwa ada jenis konten tertentu, seperti ujaran kebencian, yang dapat menyebabkan bahaya offline yang segera terjadi,” kata raksasa jejaring sosial itu dalam sebuah posting blog tertanggal 30 Maret.

India adalah pasar terbesar pengguna Facebook. Layanan obrolan WhatsApp-nya termasuk yang paling populer di negara ini, menghitung sekitar 500 juta pengguna saja.

Baca Juga: Postingan Menentang Perjudian, Pendiri GOQii Vishal Gondal Dipanggil Polisi Faridabad

Facebook telah mendapat kecaman secara global karena dugaan penyimpangan dalam mengendalikan ujaran kebencian, sebagaimana dikutip Wartasumbawa-Pikiran Rakyat dari facgadgets.ndtv.com pada 31 Maret 2021.

Di Amerika Serikat, raksasa media sosial itu membekukan iklan politik, pemilu, dan sosial selama berbulan-bulan untuk menindak informasi yang salah dan pelanggaran sekitar pemilihan presiden 3 November.

Baca Juga: Tak Bisa Dihubungi, Pria Ini Malah Ditemukan Meninggal di Salah Satu Apartemen di Kota Depok

Di India, pelobi top perusahaan itu berhenti tahun lalu setelah laporan Wall Street Journal menyarankan cara jaringan media sosial mengatur konten politik di negara itu yang disukai partai yang berkuasa Perdana Menteri Narendra Modi.

Partai-partai oposisi mempertanyakan kebijakan perusahaan menyusul laporan tersebut, tetapi perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California itu menyatakan tetap berkomitmen untuk menjadi platform yang terbuka dan transparan.

Halaman:

Editor: M. Syaiful

Sumber: gadgets.ndtv.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah