JURNAL SUMBAWA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengungkapkan bahwa AS akan memberi paket bantuan keamanan tambahan senilai 1 miliar dolar AS serta bantuan kemanusiaan senilai 225 juta dolar AS kepada Ukraina.
Hal itu dikabarkan Joe Biden pada Rabu, 15 Juni 2022 kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy terkait keptusan tersebut melalui percakapan telepon.
Joe Biden mengatakan, bantuan keamanan akan mencakup senjata pertahanan pesisir dan artileri tambahan, serta amunisi untuk sistem roket canggih dan artileri yang dibutuhkan Ukraina untuk mendukung operasi pertahanan mereka di kawasan Donbass, Ukraina timur.
Bantuan kemanusiaan akan membantu warga di Ukraina, termasuk menyuplai air minum yang aman, pasokan medis penting dan perawatan kesehatan, makanan, penampungan, serta uang tunai bagi sejumlah keluarga untuk membeli barang kebutuhan esensial, kata Biden.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga telah menghadiri pertemuan di Brussel bersama lebih dari 45 negara yang dilaksanakan pada Rabu untuk membahas dukungan bagi Ukraina.
"Kami juga membahas upaya Menhan Austin di Brussel hari ini untuk mengkoordinasikan dukungan internasional tambahan bagi angkatan bersenjata Ukraina," kata Biden.
Baca Juga: 6 Fakta Ikan Red Devi atau Ikan Iblis Merah, Nenek Moyang Ikan Louhan yang Dilarang di Indonesia
Sementara itu, PM Italia Mario Draghi, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz telah naik kereta malam untuk berkunjung ke ibu kota Ukraina, Kiev.
Menurut laporan harian Italia La Repubblica pada Kamis, 16 Juni 2022 bahwa Duta Besar Prancis untuk Kiev, Etienne de Poncins, memublikasikan di akun Twitternya sebuah foto yang diambil di koran Repubblica tentang tiga pemimpin di dalam kereta dalam perjalanan ke Kiev.
Persiapan kunjungan ketiga pemimpin Eropa itu telah memakan waktu berminggu-minggu untuk mengatur jadwal yang memungkinkan ketiga pemimpin itu berangkat ke Kiev secara bersamaan.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries Hari Ini Kamis 16 Juni 2022 tentang Cinta, Kesehatan, Karir dan Keuangan
Ketiga pemimpin itu berupaya mengatasi kritik di Ukraina atas tanggapan mereka terhadap perang yang oleh Moskow sebut sebagai "operasi khusus militer".
Kiev telah mengkritik Prancis, Jerman dan Italia pada tingkat yang lebih rendah, atas tuduhan tak bersemangat dalam mendukung Ukraina.
Kiev menuduh mereka lamban mengirimkan senjata dan menempatkan kemakmuran mereka sendiri di atas kebebasan dan keamanan Ukraina.***