Network
Wartasumbawa.com – Gerakan Houthi Yaman dan Arab Saudi telah terlibat dalam serangan balas dendam selama bertahun-tahun, dengan pemberontak yang selaras dengan Iran meningkatkan serangan rudal dan pesawat tak berawak dalam beberapa minggu terakhir ini.
Pada hari Senin, Houthi menargetkan jantung instalasi minyak Saudi di provinsi timurnya, mendorong harga minyak mentah global ke level tertinggi dalam dua tahun.
Eskalasi terbaru terjadi di tengah upaya diplomatik baru oleh Amerika Serikat dan PBB untuk mencapai gencatan senjata yang akan membuka jalan bagi dimulainya kembali pembicaraan politik yang disponsori PBB untuk mengakhiri konflik enam tahun di Yaman.
Baca Juga: Kolaborasi Dengan USAID, Pemkot Depok Luncurkan Aplikasi Sedot WC
Houthi telah membela serangan lintas perbatasan, mengatakan bahwa mereka menanggapi enam tahun serangan militer yang menghancurkan di Yaman oleh koalisi pimpinan Saudi.
Koalisi yang dipimpin Saudi bertujuan untuk memulihkan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, untuk membendung apa yang mereka anggap sebagai pengaruh Iran yang tumbuh di wilayah tersebut.
Kelompok hak asasi manusia dan pengamat internasional mengkritik perang yang dipimpin Saudi yang telah menewaskan puluhan ribu orang, membuat jutaan orang mengungsi, dan mendorong negara termiskin di Timur Tengah itu menuju krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Houthi meningkatkan serangan rudal dan drone lintas batas terhadap target Saudi pada Februari setelah Presiden AS Joe Biden menghentikan dukungan untuk operasi ofensif Saudi dalam perang Yaman.
Baca Juga: Kemenkes Temukan Tambahan Pasien Covid-19 Varian B117 dari Inggris
