Pernyataan Turki pada hari Rabu mengatakan Erdogan menekankan perlunya "komunitas internasional untuk memberi Israel pelajaran yang kuat dan mencegah" dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera campur tangan dengan "pesan yang tegas dan jelas" kepada Israel.
Baca Juga: Kecam Keras Israel, Demokrat Minta Pemerintah Dorong KTT Luar Biasa OKI
Pernyataan itu mengatakan Erdogan menyarankan kepada Putin bahwa pasukan perlindungan internasional untuk melindungi Palestina harus dipertimbangkan.
Erdogan akhir tahun lalu menyatakan keinginannya untuk melihat hubungan antara Turki dan Israel membaik , setelah bertahun-tahun perselisihan tentang pendudukan Tel Aviv di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap Palestina.
Turki, yang pada 1949 menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel, pertama kali memutuskan hubungan dengan Israel pada 2010.
Itu terjadi setelah 10 aktivis Turki pro-Palestina dibunuh oleh pasukan komando Israel yang menaiki kapal milik Turki, Mavi Marmara, yang merupakan bagian dari armada yang mencoba mengirimkan bantuan dan mematahkan blokade maritim Israel selama setahun di Gaza.
Blokade Israel di Jalur Gaza yang diduduki telah dilakukan sejak Juni 2007, ketika Israel memberlakukan blokade darat, laut, dan udara kedap udara di daerah tersebut.
Baca Juga: Polisi Israel Tembak Warga Sipil Palestina, Fraksi PAN: Benar-benar Menodai Bulan Ramadhan
Mereka memulihkan hubungan pada 2016, tetapi hubungan memburuk lagi pada 2018.
Pada Mei tahun itu, Ankara menarik utusannya karena serangan mematikan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang dikepung yang memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan kedutaan Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.