Erdogan sampaikan pada Putin, Israel harus diberi Pelajaran

- 13 Mei 2021, 08:24 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa komunitas internasional harus
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa komunitas internasional harus //aljazeera

Wartasumbawa.com – Dewan Keamanan PBB harus segera turun tangan untuk melindungi warga Palestina, kata presiden Turki kepada timpalan Rusia.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa komunitas internasional harus "memberi Israel pelajaran yang kuat dan mencegah" atas perilakunya terhadap Palestina.

Erdogan membuat komentar itu selama panggilan telepon dengan Putin pada hari Rabu, Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki mengatakan, di tengah meningkatnya kekerasan di Yerusalem Timur dan Jalur Gaza yang diduduki.

Baca Juga: Meningkatnya Serangan di Kota-kota Israel

Permusuhan berkobar setelah Hamas, yang memerintah Jalur Gaza yang terkepung, mengeluarkan ultimatum pada hari Senin menuntut agar Israel mundur pasukan keamanannya dari kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem setelah tindakan keras terhadap warga Palestina.

Senin menandai hari ketiga berturut-turut bahwa polisi Israel telah menggerebek situs tersuci ketiga Islam , menembakkan peluru baja berlapis karet, granat kejut dan gas air mata ke arah jamaah Palestina di hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan.

Peningkatan tersebut dipicu oleh rencana Israel untuk secara paksa mengusir penduduk dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki untuk memberi jalan bagi pemukim Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak serangan terbaru dimulai mencapai 56 orang, termasuk 14 anak-anak.

Lebih dari 300 lainnya terluka. Enam orang Israel juga tewas, sebagaimana dikutip Wartasumbawa-Pikiran Rakyat dari Aljazeera pada 13 Mei 2021.

Pernyataan Turki pada hari Rabu mengatakan Erdogan menekankan perlunya "komunitas internasional untuk memberi Israel pelajaran yang kuat dan mencegah" dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera campur tangan dengan "pesan yang tegas dan jelas" kepada Israel.

Baca Juga: Kecam Keras Israel, Demokrat Minta Pemerintah Dorong KTT Luar Biasa OKI

Pernyataan itu mengatakan Erdogan menyarankan kepada Putin bahwa pasukan perlindungan internasional untuk melindungi Palestina harus dipertimbangkan.

Erdogan akhir tahun lalu menyatakan keinginannya untuk melihat hubungan antara Turki dan Israel membaik , setelah bertahun-tahun perselisihan tentang pendudukan Tel Aviv di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap Palestina.

Turki, yang pada 1949 menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Israel, pertama kali memutuskan hubungan dengan Israel pada 2010.

Itu terjadi setelah 10 aktivis Turki pro-Palestina dibunuh oleh pasukan komando Israel yang menaiki kapal milik Turki, Mavi Marmara, yang merupakan bagian dari armada yang mencoba mengirimkan bantuan dan mematahkan blokade maritim Israel selama setahun di Gaza.

Blokade Israel di Jalur Gaza yang diduduki telah dilakukan sejak Juni 2007, ketika Israel memberlakukan blokade darat, laut, dan udara kedap udara di daerah tersebut.

Baca Juga: Polisi Israel Tembak Warga Sipil Palestina, Fraksi PAN: Benar-benar Menodai Bulan Ramadhan

Mereka memulihkan hubungan pada 2016, tetapi hubungan memburuk lagi pada 2018.

Pada Mei tahun itu, Ankara menarik utusannya karena serangan mematikan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang dikepung yang memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan kedutaan Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Erdogan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sering bertukar komentar yang marah, tetapi kedua negara terus berdagang satu sama lain.

Pada Agustus tahun ini, Israel menuduh Turki memberikan paspor kepada selusin anggota Hamas di Istanbul, menggambarkan langkah tersebut sebagai "langkah yang sangat tidak ramah" yang akan dilakukan pemerintahnya dengan pejabat Turki.

Hamas merebut Jalur Gaza yang terkepung dari pasukan yang setia kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas pada 2007 setelah memenangkan pemilihan legislatif pada 2006.

Sejak itu, Israel telah mengintensifkan pengepungannya dan melancarkan tiga serangan militer yang berlarut-larut di Gaza.***

Editor: M. Syaiful

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah