Wartasumbawa.com – Protes atas pengusiran keluarga Palestina dan penggerebekan Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa mendahului pemboman besar-besaran Israel di Gaza.
Hari-hari pemboman hebat di Jalur Gaza meningkat pada Rabu, dengan jet tempur Israel membom situs-situs milik kelompok bersenjata Palestina, serta gedung polisi dan blok apartemen.
Sejak serangan dimulai pada Senin malam, kementerian kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 53 orang telah tewas, termasuk 14 anak-anak. Lebih dari 300 lainnya terluka.
Baca Juga: Erdogan sampaikan pada Putin, Israel harus diberi Pelajaran
Eskalasi adalah yang paling intens sejak perang tujuh minggu Israel di Gaza. Inilah yang menyebabkan maraknya kekerasan baru-baru ini.
Pengusiran Syekh Jarrah
Kemarahan meningkat atas pengusiran paksa keluarga Palestina dari lingkungan Yerusalem Timur yang diduduki Sheikh Jarrah, yang telah menghadapi banyak kasus pengadilan yang diajukan terhadap mereka oleh beberapa organisasi pro-pemukim sejak 1972.
Organisasi-organisasi ini mengklaim bahwa tanah tempat tinggal keluarga pada awalnya berada di bawah kepemilikan Yahudi, tetapi orang-orang Palestina melihat ini sebagai perpanjangan dari kebijakan resmi Israel untuk menggusur sebanyak mungkin orang Palestina dari Yerusalem untuk mempertahankan identitas mayoritas Yahudi di kota itu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan pengusiran yang direncanakan bisa menjadi "kejahatan perang".