JURNAL SUMBAWA - Penyebab asam urat bukan hanya dikarenakan oleh makanan, akan tetapi, menurut dr. Zaidul Akbar, Asam Urat ada karena banyak hal yang terjadi didalam diri kita seperti pola pikir yang salah
Dokter sekaligus pendakwah dr. Zaidul Akbar mengungkapkan, penyebab asam urat dikarenakan ada peningkatan zat asam urat dalam tubuh, bukan terjadi karena kesalahan pola makan seperti makan daging atau bahan kimia lainnya.
Katanya, penyebab asam urat dikarenakan pola pikir yang salah, seperti sifat dengki, iri hati. Sifat tersebut adalah faktor yang paling berbahaya penyebabnya asam urat.
Baca Juga: Sesak Napas! Ini Tips Dari Dr. Zaidul Akbar Mengobatinya
"Penyebab asam urat paling berbaha itu dari diri kita sendiri, salah satunya cara pikirnya," kata dr. Zaidul Akbar dikutip Jurnal Sumbawa dikanal YouTube nya zaidulakbarofficial.
"Hidup kita ini harus penuh syukur setiap hari, ketika lihat orang nggak selalu salah," katanya
Menurut dr. Zaidul Akbar, sikap iri dan dengki ini bisa menyebabkan peningkatan zat asam dalam tubuh. Bayangkan saja, tiap hari kita sibuk memikirkan orang lain. Apa yang akan terjadi, pastinya stres dan sakit.
Baca Juga: Dr. Zaidul Akbar: Begini Cara Ngolah Daun Kelor Untuk Ngobatin Kanker
Sebaiknya, lanjut dr. Zaidul Akbar, agar kita terhindar dari penyakit asam urat, biasakan untuk selalu bersikap khusnudzon kepada orang-orang. Hindari iri dan dengki. Ia kemudian memberikan sebuah petuah dari kisah seorang Ulama Ahli Fiqih bernama Urwah bin Zubair.
“Urwah bin Zubair, suatu hari mengalami musibah. Namun dia tetap tegar dan khusnudzon. Anak-anaknya bertanya, kenapa Urwah bin Zubair bisa tetap tegar dan kuat,” ucap dr. Zaidul Akbar.
“Kemudian Urwah bin Zubair menjawab: Saat aku melihat orang lain mendapat kebaikan, berarti aku juga yakin jika dia juga melakukan suatu kebaikan lain,” ucapnya.
Baca Juga: 2 Kecamatan di Dapil 5, KPU Rilis Daftar Calon Anggota DPRD Kabupaten Bima Partai Amanat Nasional
Maksudnya, saat kita melihat orang lain mendapatkan kebahagiaan, yakinlah bahwa itu adalah balasan atas kebaikan yang pernah ia lakukan.
“Jangan kuliti kesalahannya, tapi ambil sisi positifnya, barang kali orang itu melakukan banyak kebaikan,” ujar dr. Zaidul Akbar menjelaskan perilaku Urwah bin Zubair.***