Bupati Banyuwangi: Jangan sampai Beras Impor masuk Daerah Sentra Pangan Banyuwangi, bisa turun harga gabah

- 22 Maret 2021, 21:05 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menyemprotkan pupuk cair tanaman padi
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menyemprotkan pupuk cair tanaman padi /ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi

Wartasumbawa.com – Ipuk Fiestiandani Azwar Anas selaku Bupati Banyuwangi menyatakan jika daerahnya selama ini selalu surplus beras sehingga tidak ingin beras impor masuk ke kabupatenya.

“Banyuwangi tidak perlu impor beras. Di sini selalu surplus, bahkan beras Banyuwangi dikirim ke berbagai daerah. Kemarin saya rapat dengan dinas terkait, kami hitung neraca beras dan jelas bahwa tidak perlu beras impor masuk daerah ini,” katanya usai menebar ikan di Sungai Karangdoro, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Senin 22 Maret 2021.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan, pada 2020 Banyuwangi menghasilkan 788.971 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 495.079 ton beras.

Baca Juga: Harga Bawang Putih belum ada tanda tanda kenaikan, Petani Khawatir Harga Bawang Anjlok

Sedangkan tingkat konsumsi beras sebesar 165.411 ton sehingga pada 2020 terdapat surplus 329.668 ton beras, sebagaimana dikutip Wartasumbawa-Pikiran Rakyat dari ANTARA.

Memasuki Januari-Maret 2021, produksi GKG Banyuwangi sebesar 158.892 ton atau setara 99.705 ton beras dan tingkat konsumsi Januari-Maret 2021 sebesar 41.415 ton, sehingga terdapat surplus 58.290 ton beras.

Baca Juga: Mantan Mensos Juliari mengakui beri uang 536 juta pada Ketua DPC PDIP Kendal

“Riset kami, konsumsi beras per kapita warga Banyuwangi sekitar 94,47 kilogram per orang per tahun. Jadi, kami sudah hitung, tahun 2021 ini kami targetkan produksi sekitar 491.000 ton beras, lalu tingkat konsumsi sekitar 165.000 ton, maka ada surplus 325.000 ton beras. Dengan surplus yang besar, tentu tidak perlu beras impor masuk Banyuwangi,” terangnya.

Ipuk menegaskan jangan sampai beras impor masuk ke daerah sentra pangan seperti Banyuwangi, karena bisa berakibat pada turunya harga gabah petani.

“Kalau beras impor beras masuk, harga gabah petani bisa semakin tertekan. Makanya, kami tidak ingin beras impor masuk ke Banyuwangi,” tuturnya.

Baca Juga: Kecelakaan Tunggal Satu Keluarga Masuk Jurang Di Gianyar Bali

Untuk meningkatkan nilai tambah petani, pemerintah daerah mendorong pengembangan beras organik. Sejumlah lahan beras organik kini terus dikembangkan di Banyuwangi.

Pemkab Banyuwangi juga memberi bantuan pupuk organik secara merata ke seluruh kecamatan dan desa. “Dengan beras organik, ada nilai tambah yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkapnya***(Novi Husdinariyanto/ANTARA)

Editor: M. Syaiful

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah