Wacana Tunda Pemilu, Luhut Punya Data 110 Juta, Dedi Kurnia Syah: Itu kejahatan konstitusi

- 14 Maret 2022, 07:18 WIB
Wacana Tunda Pemilu, Luhut Punya Data 110 Juta, Dedi Kurnia Syah: Itu kejahatan konstitusi
Wacana Tunda Pemilu, Luhut Punya Data 110 Juta, Dedi Kurnia Syah: Itu kejahatan konstitusi /Aksara Jabar/

Dia menyebut ada dua kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menegur Luhut, salah satunya Jokowi juga ikut merestui dan menikmati wacana yang dibangun Luhut.

"Sikap Menko Luhut yang cenderung perpanjangan tangan parpol patut disayangkan, tetapi jika ia tidak mendapat teguran Presiden, maka ada dua kemungkinan. Pertama, Menko Luhut sebagai tokoh yang mampu mengendalikan Presiden. Kedua, Presiden merestui sikap arogansi itu dan menikmati wacana yang dibangun," ujarnya.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Harga Daging Naik, Termasuk Daging Ayam

Lebih lanjut Dedi mengatakan big data yang diklaim sepihak itu tidak bisa dijadikan rujukan konstitusi sekalipun data tersebut benar. Menurutnya, tidak seharusnya Luhut masuk ke wilayah politik mengingat yang bersangkutan merupakan bagian dari pemerintah.

"Andaipun benar yang dikatakan Luhut, big data tidak dapat dijadikan rujukan konstitusi kita. Luhut hanya mencari pembelaan atas ambisinya semata. Dan juga, sebagai bagian dari pemerintah, seharusnya ia tidak masuk wilayah politik yang seharusnya wilayah parpol," imbuhnya.

Kemudian Luhut Binsar Pandjaitan berbicara di acara kanal You Tube Deddy Corbuzier, Jum'at 11 Maret 2022 mengklaim punya data netizen yang pro tunda Pemilu.

Baca Juga: Tanda Akhir Zaman Sesuai Penjelasan Nabi Sudah Terjadi, Nomor 5 Paling Sering Dilakukan Umat

Luhut Binsar Pandjaitan berkata bahwa dia punya data aspirasi rakyat Indonesia yang menginginkan penundaan Pemilu 2024.

"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah," kata Luhut.

Dari data tersebut, Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan masyarakat kelas menengah ke bawah ingin kondisi sosial politik yang tenang.

Halaman:

Editor: Ahmad D


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah