Sebagian pikiran Buya Syafii Maarif, kata dia, sudah terlembaga dalam wawasan keMuhammadiyahan dan menjelma dalam Gerakan Pencerahan Muhammadiyah.
“Sebagian yang lain (yang juga menjadi pikiran banyak tokoh Muhammadiyah) masih harus terus diperjuangkan, yakni menjadikan Muhammadiyah sebagai Gerakan Ilmu,” Katanya.
Dalam hal ini, lanjutnya, Muhammadiyah memang sudah melampaui Gerakan Ilmu karena praksisme yang diamalkannya juga berbasis ilmu walau bersifat sederhana.
Namun, untuk menjadi Gerakan Peradaban untuk terwujudnya peradaban utama (high civilization) basis keilmuan Gerakan Muhammadiyah masih perlu didalam-tinggikan dalam suatu kerangka ontologis dan epistemologis yang kuat.
“Di sinilah maqam tinggi pikiran Almarhum Buya Syafii Maarif. Semoga kegelisahan itu dibawanya ke alam barzakh dan kita semua masih dapat berdialog secara ruhiyah untuk menjadikan perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran Almarhum sebagai amanah bagi kita dan amal jariah bagi Jiwa Yang Tengah Pergi ke Haribaan Sang Robbi,” jelasnya.***