Network
JURNAL SUMBAWA - Penggeledahan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dirumah Mahendra Dito Sampurna atau Dito Mahendra menemukan 15 senjata api berbagai jenis pada Senin 15 Maret 2023 malam di Jakarta Selatan.
KPK menemukan 15 senjata api berbagai jenis tersebut mulai dari pistol jenis Glock, pistol SNW revolver, pistol Kimber micro, hingga senapan laras panjang.
Ali Fikri selaku kepala bagian pemberitaan membenarkan pihaknya telah menemukan 15 pucuk senjata api berbagai jenis.
Baca Juga: Pemotongan dan Pengemasan Ulang Bantuan Korban Gempa, Bupati Cianjur Dilaporkan ke KPK
"Senjata api yang ditemukan berjenis Glock, satu pistol SNW, satu pistol Kimber micro, serta delapan senjata api laras panjang," kata Ali Fikri Kamis 17 Maret 2023.
Ali menyebut, tim penyidik KPK akan mendalami kepemilikan 15 senjata api itu, apakah ada kaitannya dengan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Diketahui, penggeledahan di kediaman Dito Mahendra ini berkaitan dengan dugaan TPPU mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi Abdurachman.
Baca Juga: Kantor Khofifah Digeledah KPK! Rocky Gerung: Ini Ada Kaitannya Dengan Capres Anies Baswedan
"Karena kita tahu modus TPPU saat ini begitu kompleks. Bisa jadi membelanjakan, menyamarkan, menyembunyikan asal-usul dari hasil tindak pidana korupsi sebagai predikat crime-nya, sebagai tindak pidana asalnya yang menjadi kewenangan KPK saat ini," kata Ali.
Kata Ali, KPK telah berkoordinasi dengan pihak Polri guna langkah selanjutnya untuk 15 senjata api yang ditemukan tim penyidik di rumah Dito Mahendra
Langkah KPK saat ini tentu sudah berkoordinasi dengan pihak Polri terkait dengan temuan senjata, 15 pucuk senjata yang ditemukan di tempat penggeledahan tadi.
Lebih lanjut Ali menyampaikan, saat tim penyidik keluar rumah Dito Mahendra sekitar pukul 22.00 WIB nampak membawa dua buah koper yang dimasukan ke dalam mobil Innova berwarna silver.
Baca Juga: Hasil Coklit Data KPU Mencapai 100 Persen! Bawaslu Temukan Warga yang Belum di Coklit
"Memang betul ya kemarin dua hari yang lalu dilakukan penggeledahan di tempat tinggal yang kami sudah kirimkan pada saat itu yang bersangkutan hadir di daerah Kebayoran, Jakarta Selatan. Itu tempat yang kami kirimkan panggilan sebagai saksi untuk tersangka NHD dalam dugaan gratifikasi dan TPPU," tutupnya ia.***
