Kiamat Terjadi, Perang Rusia Ukraina Berdampak Buruk Kenaikan Harga Pangan Hingga Terpuruknya Ekonomi

22 April 2022, 19:36 WIB
Kiamat Terjadi, Perang Rusia Ukraina Berdampak Buruk Kenaikan Harga Pangan Hingga Terpuruknya Ekonomi /Reuters/Maksim Levin/

JURNAL SUMBAWA - Perang Rusia dan Ukraina telah berlangsung hampir dua bulan lamanya. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda eskalasi serangan menurun.

Akibat perang Rusia Ukraina tersebut berdampak buruk pada kenaikan harga pangan hingga terpuruknya ekonomi global

Harga pangan global diketahui melonjak pasca perang ini.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Jumat 22 April 2022 ada Virgo, Untuk Urusan Emosi Anda Paling Juara

Pasalnya, baik Ukraina maupun Rusia, merupakan produsen utama komoditas pangan seperti gandum, jagung, dan juga biji bunga matahari.

"Wilayah Ukraina-Rusia bertanggung jawab atas sekitar 30% ekspor gandum global dan 65% bunga matahari, dalam konteks di mana pasar-pasar tersebut semakin ketat dan saling berhubungan sehingga sedikit gangguan pasokan akan berdampak pada harga," kata mitra di McKinsey, Nicolas Denis.

Lembaga pangan Dunia atau FAO menyebut bahwa kelangkaan pangan mungkin juga akan terjadi di Timur Tengah, Asia, dan Afrika.

Baca Juga: Kisah Perempuan Penghuni Surga Pertama yang disebut oleh Nabi Muhammad SAW

Dalam laporannya, lembaga internasional itu juga menambahkan Rusia adalah produsen utama pupuk.

"Dengan intensitas dan durasi konflik yang tidak pasti, kemungkinan gangguan terhadap kegiatan pertanian dari dua eksportir utama komoditas pokok ini dapat secara serius meningkatkan kerawanan pangan secara global, ketika harga pangan dan input internasional sudah tinggi dan rentan," kata Direktur Jenderal FAO, Qu Dongyu

Kemudian disisi lain, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan globalnya untuk 2022 dan 2023 pada hari Selasa, dengan mengatakan dampak ekonomi dari invasi Rusia ke Ukraina akan menyebar jauh dan luas, menambah tekanan harga dan memperburuk tantangan kebijakan yang signifikan.

Baca Juga: Ngeri! Tanda Akhir Zaman Sudah Muncul Kata Ustadz Abdul Somad, Nomor Lima Paling Sadis

"Rusia adalah pemasok utama minyak, gas, dan logam, dan, bersama dengan Ukraina, gandum dan jagung. Berkurangnya pasokan komoditas ini telah mendorong harga mereka naik tajam," kata IMF.

Sementara itu, Bank Dunia menurunkan perkiraan pertumbuhan globalnya untuk tahun 2022 hampir sebesar persentase poin penuh, dari 4,1% menjadi 3,2%, dengan alasan tekanan yang diberikan oleh invasi Rusia ke Ukraina terhadap ekonomi global.

Kemudian Konflik militer antara kedua negara pun menimbulkan berefek juga pada korban jiwa dan pengungsi.

Baca Juga: Lima Syarat Pengajuan Dana KUR BRI Secara Online, Ajukan di Link kur.bri.co.id

Namun juga berdampak pasokan kebutuhan global mengingat kedua negara memiliki peran yang penting bagi perekonomian dunia.

Selain dari berdampak pada pangan, perang tersebut juga berdampak pada pasar keuangan global terus fokus pada perang yang saat ini mulai berfokus di Timur Ukraina, tepatnya wilayah Donbass.

Hal ini dilakukan karena asumsi bahwa siapapun yang menang di Donbass akan menjadi pemenang dari pertempuran ini.

"Lupakan konsekuensi geopolitik sejenak. Gelombang ketidakstabilan ekonomi tektonik yang dipicu oleh konflik Ukraina telah mengejutkan dan membuat komentar global para politisi, bankir sentral, ekonom dan analis investasi lengah," ujar ahli strategi di Shard Capital, Bill Blain.

Baca Juga: 5 Syarat Mudik Lebaran 2022 Terbaru Berdasarkan Surat Edaran Pemerintah

Konflik ini sendiri mengerek inflasi di beberapa negara yang membuat investor terguncang. Dana Moneter internasional (IMF) memperkirakan tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) akan mencapai 7,7% tahun ini dan 5,3% di zona euro.

Ini juga mendorong imbal hasil pada catatan Treasury 10-tahun benchmark menyentuh 2,94% pada hari Selasa, level yang tidak terlihat sejak akhir 2018.***

Editor: Ahmad D

Tags

Terkini

Terpopuler