Rencana Impor Beras Oleh Pemerintah di Nilai kurang Tepat, KTNA: Harus Dikaji Ulang

- 8 Maret 2021, 20:15 WIB
Petani Kota Tasikmalaya sedang mengumpulkan padi hasil panen. SPR menolak rencana impor beras 1 juta ton tahun 2021 karena akan merugikan petani.*
Petani Kota Tasikmalaya sedang mengumpulkan padi hasil panen. SPR menolak rencana impor beras 1 juta ton tahun 2021 karena akan merugikan petani.* /Asep MS/

Wartasumbawa - Kebijakan pemerintah terkait impor beras di tengah masyarakat indonesia melakukan panen raya mendapatkan respon dari Asosiasi petani dari Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional.

Bahkan kebijakan tersebut terkesan tidak memperhatikan dampaknya terhadap masa depan petani nasional.

Pengkajian kembali terhadap rencana impor tersebut adalah hal mutlak yang harus di lakukan sebab keberadaan negara hari adalah untuk menjamin hak hak petani yang semestinya mendapatkan harga yang layak setelah proses panen.

Baca Juga: Gelar Musyawarah, KOHATI Usung tema ‘Wujudkan Dompu Berakhlakul Kharimah’

"Sehubungan dengan adanya rencana impor komoditi beras, KTNA meminta pemerintah meninjau dan mengkaji ulang kebijakan impor beras," kata Sekretaris Jenderal KTNA Yadi Sofyan Noor dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin. Dikutip warta.sumbawa.pikiran-rakyat.com dari antaranews.com.

Perjuangan para petani selama proses pemilihan bibit, proses tanam, di tambah dengan harga pupuk yang semakin mahal itupun dengan pupuk yang sangat terbatas yang di dapat oleh petani di penjulan pupuk. mestinya Hal hal yang sederhana semacam itu perlu di pikirkan oleh negara

Petani sudah sudah sangat sering di jadikan imbas dari kebijakan pemerintah yang tidak mengakomodir suara dari bawah.

Menurutnya, kebijakan tersebut akan berdampak penurunan harga jual hasil panen padi petani serta membuat mental petani tertekan karena merasa kurang dihargai jerih payahnya selama ini.


Dia mengatakan para petani telah berusaha memanfaatkan waktu, tenaga, dan modal usahanya, untuk meningkatkan hasil produksi pertanian dalam rangka mengantisipasi kelangkaan pangan. Lanjut yadi.

Halaman:

Editor: Furkan Sangiang

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah