WHO: 200.000 warga Palestina butuh bantuan Kesehatan

- 3 Juni 2021, 20:33 WIB
Warga Palestina duduk di tenda darurat di tengah puing-puing rumah mereka pada 23 Mei 2021
Warga Palestina duduk di tenda darurat di tengah puing-puing rumah mereka pada 23 Mei 2021 /Aljazeera/Mohammed Salem-Reuters

“Ketakutan, kecemasan, dan stres adalah kata-kata kunci yang saya dengar berulang kali hari ini,” kata kepala ICRC Robert Mardini kepada Al Jazeera setelah mengunjungi wilayah Gaza yang dihancurkan oleh pemboman Israel.

“Bahkan jika eskalasi lebih pendek dari situasi sebelumnya, akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali apa yang rusak hanya dalam 11 hari,” katanya, menyerukan “solusi politik yang berarti untuk [mengakhiri] konflik yang sudah berlangsung lama ini”.

Baca Juga: Naftali Bennett, Calon Perdana Menteri Israel, Rival Politik Netanyahu

“Sementara itu, kami perlu benar-benar meningkatkan dukungan kami untuk meningkatkan respons kemanusiaan di Jalur Gaza dalam jangka pendek.”

Protes setelah komentar pejabat PBB

Sementara itu, direktur Gaza dari badan PBB yang menangani pengungsi Palestina telah dipanggil untuk berkonsultasi dengan bosnya setelah membuat marah warga Palestina dengan mengatakan dia tidak membantah pernyataan Israel bahwa serangan udaranya "tepat".

Komentar Matthias Schmale dalam sebuah wawancara dengan televisi N12 Israel pada 22 Mei telah memicu protes Palestina.

Serangan Israel baru-baru ini di Gaza menghancurkan 1.800 unit tempat tinggal dan sebagian menghancurkan setidaknya 14.300 lainnya, memaksa puluhan ribu warga Palestina untuk berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.

Pemboman itu juga melanda sekitar 74 bangunan umum, termasuk kotamadya setempat, menurut angka yang dirilis oleh kementerian informasi Gaza.

Pejabat Israel dan pejabat Hamas baru-baru ini mengadakan pembicaraan gencatan senjata permanen terpisah dengan pejabat Mesir.

Halaman:

Editor: M. Syaiful

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah