Wartasumbawa.com – Pejabat dari PBB dan Palang Merah telah mengunjungi Jalur Gaza yang terkepung untuk meninjau kehancuran dari pemboman 11 hari Israel, termasuk kerusakan rumah, sekolah, rumah sakit dan infrastruktur penting lainnya.
Serangan Israel di daerah kantong yang dimulai pada 10 Mei menewaskan sedikitnya 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, menurut otoritas kesehatan di Gaza.
Sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak-anak, tewas di Israel oleh serangan roket yang dilakukan oleh kelompok bersenjata yang berbasis di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan "kebutuhan kesehatan yang mengejutkan" di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, dengan mengatakan konflik itu memicu perpindahan penduduk lebih lanjut dan memperburuk krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.
“Lebih dari 77.000 orang mengungsi dan sekitar 30 fasilitas kesehatan rusak,” katanya, sebagaimana dikutip Wartasumbawa-Pikiran Rakyat dari Aljazeera pada 3 Juni 2021.
Baca Juga: Akankah Israel dimintai Pertanggungjawaban atas Kejahatan Perang
WHO mengatakan pihaknya "meningkatkan tanggapannya untuk memberikan bantuan kesehatan bagi hampir 200.000 orang yang membutuhkan", di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Tepi Barat yang diduduki.
“Situasinya bergejolak. WHO tetap prihatin ... dan menyerukan akses tanpa hambatan untuk pasokan dan staf penting yang terkait dengan kemanusiaan dan pembangunan ke Gaza dan rujukan pasien keluar dari Gaza kapan pun diperlukan, ”kata Rik Peeperkorn dari WHO.
Sementara itu, kepala Komite Palang Merah Internasional (ICRC) meminta lebih dari $16 juta untuk membantu orang-orang di Gaza.