Pasukan Israel membunuh remaja Palestina di protes Tepi Barat

- 12 Juni 2021, 11:10 WIB
Mohammed Hamayel, 15, tewas dalam protes mingguan di desa Beita Tepi Barat yang diduduki menentang pemukiman ilegal Yahudi
Mohammed Hamayel, 15, tewas dalam protes mingguan di desa Beita Tepi Barat yang diduduki menentang pemukiman ilegal Yahudi //Aljazeera

Wartasumbawa.com — Seorang remaja Palestina tewas oleh tembakan Israel selama konfrontasi antara pengunjuk rasa dan pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki, kata pihak berwenang Palestina.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pada hari Jumat bahwa “Mohammad Said Hamayel, 15, tewas dalam konfrontasi” dengan pasukan Israel di dekat Beita, selatan Nablus, di mana puluhan warga Palestina berdemonstrasi menentang perluasan pemukiman ilegal Yahudi di dekatnya dengan mengorbankan tanah mereka.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan enam orang lainnya terluka akibat tembakan, sebagaimana dikutip Wartasumbawa-Pikiran Rakyat dari Aljazeera pada 12 Juni 2021.

Kantor berita resmi Palestina, Wafa, melaporkan bahwa pasukan Israel menembakkan peluru tajam, gas air mata, dan pelet baja berlapis karet ke arah para demonstran. Tidak ada komentar langsung dari militer Israel.

Hamayel adalah anak Palestina kedelapan yang dibunuh oleh pasukan Israel tahun ini dan yang ketiga di Beita, yang telah menyaksikan protes dalam beberapa bulan terakhir setelah pemukim Israel membangun sebuah pos terdepan di desa Gunung Sabih.

Mata pencaharian setidaknya 17 keluarga Palestina – lebih dari 100 orang – terancam karena mereka bergantung pada panen buah zaitun di lahan yang telah mereka miliki secara turun-temurun.

Dalam protes lain di desa Kufr Qaddoum, seorang bayi berusia delapan bulan menderita menghirup gas air mata setelah pasukan Israel menargetkan rumah keluarga Loay Samir. Seorang anak 10 tahun lainnya terluka di kaki dengan peluru baja berlapis karet.

Murad Shteiwi, koordinator media untuk Kufr Qaddoum, mengatakan tentara Israel menyerbu desa di bawah perlindungan peluru tajam, menambahkan bahwa mereka menyerbu rumah-rumah penduduk Palestina, memanjat atap mereka dan menggunakannya sebagai barak militer untuk penembak jitu mereka.

Desa-desa di Tepi Barat sering mengadakan demonstrasi hari Jumat menentang perampasan tanah, pembongkaran rumah dan pemukiman Israel yang dianggap ilegal menurut hukum internasional. Pasukan Israel biasanya menanggapi protes dengan kekerasan yang tidak proporsional.

Halaman:

Editor: M. Syaiful


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x