Vaksinasi Covid 19 Sasar Usia 60 Tahun dengan Dua Dosis Suntikan, Ini Dasar Klinisnya.

17 Februari 2021, 19:31 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin menerima suntikan dosis pertama vaksin CoronaVac produksi Sinovac, Rabu 17 Februari 2021 pagi, di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta. /BPMI Setwapres

 

Wartasumbawa.com - Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin menerima suntikan dosis pertama vaksin CoronaVac produksi Sinovac, Rabu 17 Februari 2021 pagi, di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta.

Keikutsertaan Wapres yang telah berusia 77 tahun dalam program vaksinasi ini memberikan contoh nyata uji klinis keamanan penggunaan vaksin kepada lansia bagi masyarakat luas.

Bagi masyarakat Indonesia wajib tahu dasar klinisnya, kenapa yang umur di atas 60 tahun divaksinasi juga.

Baca Juga: Mahkamah Agung Gelar Sidang Istimewa, Jokowi : Penyelenggaraan Peradilan Dipaksa Bertransformasi oleh Pandemi

Sebelumnya, pada 5 Februari lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA) vaksin CoronaVac untuk usia 60 tahun ke atas.

“Pada 5 Februari 2021 kemarin, BPOM telah mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat vaksin CoronaVac untuk usia 60 tahun ke atas dengan dua dosis suntikan vaksin, yang diberikan dalam selang waktu 28 hari,” kata Kepala BPOM Penny K. Lukito beberapa waktu lalu.

Penny mengatakan, persetujuan penggunaan darurat diberikan melalui pembahasan yang dilakukan BPOM dengan pihak terkait.

Baca Juga: Perempuan Inisial JJ Diduga Berpesta Narkoba, Polisi: Ia Figur Publik.

Seperti Komisi Nasional Penilai Obat, Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), dokter spesialis alergi dan imunologi, serta spesialis geriatrik terhadap hasil uji klinis vaksin CoronaVac di Cina dan Brazil yang melibatkan kelompok berusia 60 tahun ke atas.

Sebelumnya, imbuh Penny, BPOM telah memantau dan mendapatkan data uji klinis vaksin CoronaVac fase pertama dan kedua di Cina dan fase ketiga di Brazil.

Persetujuan BPOM tersebut diberikan setelah memeriksa data uji klinis di kedua negara tersebut.

Berdasarkan uji klinis fase pertama dan kedua di Cina yang melibatkan 400 orang kelompok lanjut usia menunjukkan vaksin CoronaVac yang diberikan dalam 2 dosis vaksin.

Jarak pemberian vaksin dengan 28 hari memberi hasil imunogenisitas yang baik, yaitu dengan seroconversion rate setelah 28 hari pemberian dosis kedua adalah 97,96 persen dan keamanan yang dapat ditoleransi dengan baik.

Baca Juga: Tahapan Kedua Vaksinasi Resmi Dimulai, Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Massal di Pasar Tanah Abang  

Uji klinis di Cina tersebut juga tidak ada efek samping serius derajat 3 yang dilaporkan akibat pemberian vaksin.

“Uji klinis fase ketiga yang berlangsung di Brazil dengan melibatkan subjek lansia sebanyak 600 orang telah diperoleh hasil bahwa pemberian vaksin ini pada kelompok usia 60 tahun ke atas menunjukkan vaksin aman dan tidak ada efek samping serius yang dilaporkan,” ujarnya.

Untuk diketahui, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), persentase lansia yang terpapar COVID-19 di Indonesia sejumlah 10 persen.

Namun total yang meninggal karena COVID-19 mencapai angka 50 persen. Hal tersebut menunjukkan risiko besar bagi para lansia di dalam menghadapi wabah ini.

Karena berbasis risiko, lansia didahulukan untuk divaksin karena risikonya tinggi, kalau terkena, kemungkinan fatalnya besar.***

Editor: Zainul Abidin

Sumber: Setkab

Tags

Terkini

Terpopuler