Dikampungmu Tak ada Buah Kiwi, Begini cara Tanam Kiwi agar bisa Tumbuh

28 April 2021, 09:50 WIB
Buah kiwi merupakan buah dari golongan genus actindia berasal dari Shaanxi, Tiongkok. Pada awalnya buah kiwi bernama gosberi cina, namun pada tahun 1950 an untuk alasan ekspor marketing buah tersebut dinamai kembali dengan nama melonette lalu diubah lagi menjadi kiwi. Penamaan kiwi diambil dari bahasa Selandia Baru yang berarti burung yang tidak bisa terbang //Tumbuhan

Wartasumbawa.com — Buah kiwi merupakan buah dari golongan genus actindia berasal dari Shaanxi, Tiongkok. Pada awalnya buah kiwi bernama gosberi cina, namun pada tahun 1950 an untuk alasan ekspor marketing buah tersebut dinamai kembali dengan nama melonette lalu diubah lagi menjadi kiwi. Penamaan kiwi diambil dari bahasa Selandia Baru yang berarti burung yang tidak bisa terbang.

Kiwi mengandung banyak serat dengan ciri kulit memiliki warna hijau kecoklatan, daging buah berwarna hijau terang atau keemasan dengan biji kecil, hitam serta bisa dimakan.

Selain itu buah kiwi memiliki tekstur halus serta rasanya juga unik. Namun bagi pecinta buah kiwi, tidak perlu risau karena saat ini buah ini sudah dapat ditanam di berbagai Negara termasuk Indonesia.

Baca Juga: Yang Mau Kulit Mulus untuk Tampil Caentik, Pakai saja Madu

Berikut adalah cara menanam buah kiwi di Indonesia, sebagaimana dikutip Wartsumbawa-Pikiran Rakyat dari Tumbuhan.id pada 28 April 2021.

Syarat tumbuh buah kiwi

Meskupun kiwi dapat tumbuh di berbagai Negara, namun cara menanam buah kiwi dengan biji akan tumbuh dengan baik di dataran tinggi beriklim basah.

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik apabila ditanam pada ketinggian antara 800 – 3000 mdpl dengan suhu rata-rata 12 – 24oc.

Suhu tertinggi yang masih dapat ditoleransinya ialah 26 derajat celcius. Sedangkan untuk tanah lebih baik memilih tanah humus berpasir dengan drainase baik, tingkat keasaman sedang (ph 5,5 – 6,5). Tanah liat sebisa mungkin dihindari.

Baca Juga: Makanan Bos Dimasak Ala Anak Kos, Pake Rice Cooker Cool

Membutuhkan terik matahari setiap waktu dengan sedikit naungan. Oleh karena arah perkembangannya menyebar, tanaman ini membutuhkan ruang cukup luas.

Persiapan bibit buah kiwi

Sebelum menanam tanaman apapun, langkah awal yang harus disiapkan adalah bibitnya. Untuk mempersiapkan bibit pada cara menanam buah kiwi dengan biji lakukan langkah sebagai berikut :

Rendam biji buah kiwi dengan menggunakan air hangat selama kurang lebih  sampai 6 jam. Setelah direndam angkat biji lalu keringkan menggunakan lap. Simpan biji kiwi dengan dibungkus menggunakan tisu atau kapas selama kirang lebih semalam.

Kemudian keluarkan biji dari bungkus dan tebarlah pada media tanam berupa tanah humus. Tunggulah sampai kira – kira 10 hari hingga daun berkecambah.

Mempersiapkan lahan tanam

Ketika bibit tanaman kiwi telah memiliki daun maka pindahkan bibit ke dalam pot atau polybag sampai cukup besar lalu siap untuk dipindahkan pada lahan tanam.

Sebelum memindahkan sebaiknya persiapkan lahan tanam untuk cara menanam buah kiwi di Indonesia sesuai dengan daerah asal kiwi.

Pilih lahan yang memiliki suhu sejuk tidak terlalu panas, hal ini penting karena baik untuk  pertumbuhan serta kandungan zat  pada buah kiwi.

Apabila suhu pada lahan tanam terlalu panas maka proses fotosintesis akan terganggu dan menyebabkan daun cepat layu serta buah kiwi akan cepat busuk disebabkan proses fotosintesis terlalu berlebihan. Berikut langkah persiapan lahan tanam bibit kiwi:

Terlebih dahulu bersihkan bersihkan lahan tempat menanam bibit. Lalu gemburkan bagian- bagian tanah yang akan ditanami.

Baca Juga: Tesla Membukukan Laba $438 juta Q1 Hasil Penjualan Kendaraan Listrik

Kemudian pupuklah tanah memakai pupuk organic seperti pupuk kompos ataupun pupuk kandang secukupnya kira-kira dengan perbandingan 2:1 dengan tanah.

Apabila keasaman tanah belum pas maka aturlah keasamannya menggunakan dolomite.

Buat lubang tanam dengan ukuran 2×2 meter tiap lubangnya. Jangan lupa member jarak antara lubang satu dengan lainnya kurang lebih 100 cm.

Setelah persiapan lahan tanam selesai maka biarkan selama kurang lebih 2 minggu supaya semua proses berjalan sendiri. Selanjutnya bibit buah kiwi siap ditanam pada setiap lubang.

Perawatan dan pemeliharaan tanaman buah kiwi

Semua tanaman setelah ditanam tentunya akan membutuhkan perawatan dan pemeliharaan agar tercukupi semua nutrisi yang dibutuhkan serta terhindar dari hama pengganggu. Berikut langkah perawatan untuk cara menanam buah kiwi dengan biji:

Penyiraman

Setiap makhluk hidup tentu akan membutuhkan air, begitu juga dengan tanaman. Proses penyiraman sangat perlu bagi kiwi dalam masa perkembangan.

Fungsinya untuk mempertahankan kelembapan tanah, memudahkan tanaman menyerap nutrisi dari dalam tanah, juga melindungi akar dari udara panas yang ditimbulkan oleh pupuk.

Sirami satu atau dua kali sehari, pagi atau sore, sesuai kondisi tanah, selama awal masa perkembangan. Setelah tanaman berusia di atas satu tahun penyiraman diubahsuaikan dengan keperluan.

Apabila lahan tanam memiliki kandungan air cukup tinggi serta kedalaman air tanah cukup serta tidak terlalu dalam, maka penyiraman tambahan hanya dibutuhkan 2 – 3 kali dalam satu minggu di musim kemarau. Perhatikan selalu kondisi tanah, usahakan agar  akar tanaman kiwi tergenang air.

Sebab apabila air menggenang akan menyebabkan bunga serta daun rontok, akar membusuk bahkan menyebabkan tanaman mati.

Akan tetapi tanah juga tidak boleh mengalami kekeringan, sebab jika tanah kering maka tanaman akan kekurangan nutrisi sehingga menjadi layu dan tidak mampu melakukan proses fotosintesis.

Agar terhindar dari kekeringan, maka sebaiknya berikan mulsa di dekat batang utama/batang pokok pada musim kemarau. Mulsa akan menurunkan penguapan sehingga tanah tetap lembap.

Sebar mulsa pada area tanaman, namun jangan sampai terkena batang pokok secara langsung karena akan mengakibatkan batang busuk.

Penyiangan dan penggemburan

Sanitasi termasuk dalam faktor sangat perlu dalam pemeliharaan tanaman kiwi. Sebab pada cara tanam buah kiwi, adanya gulma, rumput liar, juga tanaman pengganggu lain akan sangat merugikan dalam proses pertumbuhan tanaman kiwi atau pembuahanya.

Tidak saja terganggu dalam hal penyerapan nutrisi dari dalam tanah juga menghambat perkembangan akar, tanaman-tanaman liar dan pengganggu ini bisa menjadi inang bagi beraneka macam tipe hama serta penyakit.

Penggemburan juga sangat perlu. Tujuan penggemburan tanah ialah untuk mengembalikan kesuburan tanah dan kekuatannya menyerap air.

Selain itu, penggemburan tanah dapat membantu mencegah penyebaran hama serta penyakit melalui tanah/akar.

Penyiangan gulma dan penggemburan tanah ada baiknya dikerjakan secara manual, mengenali kebanyakan akar serabut tanaman kiwi berada di permukaan tanah.

Tindakan kurang hati – hati dapat merusak perakaran dan mengganggu perkembangan. Jangan sampai tindakan yang dimaksudkan sebagai pemeliharaan justru dapat memicu matinya tanaman.

Pemupukan lanjutan

Seiring berjalannya waktu cara tanam buah kiwi, kondisi kesuburan tanah mungkin mengalami penurunan. Sementara, keperluan nutrisi bagi tanaman yang tumbuh makin besar tentunya makin bertambah.

Apalagi nutrisi juga sangat dibutuhkan untuk proses pembungaan dan pembuahan. Kasus kekurangan nutrisi banyak terjadi pada lahan yang berkapur.

Untuk itu, dibutuhkan pemupukan lanjutan. Namun tanaman kiwi terutama masih muda, sangat sensitif terhadap pupuk.

Lakukan pemupukan pada tanaman buah kiwi dengan hati-hati, tidak berlebihan, dan terpola dengan baik. Usahakan memakai pupuk organik atau tipe-tipe pupuk yang proses pelepasan beberapa zat kandungannya lambat.

Ada beberapa teknik pemupukan yang bisa dicoba. Teknik dan tipe pupuk dapat dipilih menurut kondisi tanah serta lingkungan. Jika tingkat kesuburan tanah di lahan sudah cukup baik, pemilik hanya bisa menyediakan pupuk kompos atau pupuk kandang satu tahun sekali.

Pemangkasan dan mengatur arah rambat

Pemangkasan pada cara tanam pohon buah kiwi memiliki tujuan untuk mengatur arah rambatnya dan menghindarkan penyakit akibat tanaman terlalu rimbun.

Proses pemangkasan juga dilakukan untuk memperbanyak bibit dengan cara stek, namun baru dapat mulai dikerjakan setelah tanaman berbunga dan berbuah.

Dengan demikian, pemilik dapat memahami apakah batang yang distek berasal dari tanaman betina atau tanaman jantan. Fungsi dari pemangkasan pada tanaman betina yakni untuk memperbanyak tunas baru sehingga memungkinkan makin bertambahnya bunga dan buah yang dihasilkan.

Untuk tanaman jantan, pemangkasan tetap dibutuhkan dengan maksud tidak sama. Sebab tanaman jantan hanya dibutuhkan pada bagian bunganya, maka pemangkasannya tujuannya untuk mempertahankan bentuk tanaman tetap kecil sehingga hanya sedikit mengkonsumsi tempat.

Pangkas tanaman kiwi empat kali selama masa perkembangan (di bawah satu tahun), selanjutnya pemangkasan dikerjakan secara bersiklus tiap tahun sekali.

Pengendalian hama dan penyakit

Pada dasarnya, segala langkah pemeliharaan tujuannya untuk mempertahankan tanaman tumbuh dengan optimal dan tetap sehat sehingga produktivitasnya terjaga dan buah yang dihasilkan punya kualitas bagus.

Untuk menjaga agar tanaman tetap sehat serta menghasilkan buah berkualitas ada tatacara mencegah dari serangan hama penyakit. Namun, ada kalanya munculnya hama penyakit ini tidak terhindarkan.

Terutama seandainya di dekat kebun atau tanaman kiwi terdapat pula perkebunan atau tanaman-tanaman lain yang rentan serangan hama serta penyakit ini.

Untuk peternakan di indonesia, belum ada data pasti perihal hama spesifik yang menginfeksi kiwi, hanya beberapa hama khas menginfeksi tanaman secara polifag (menyerang segala tipe tanaman).

Oleh karena tanaman ini, terutama yang masih muda, sangat sensitif terhadap bahan-bahan tidak alami, utamakan cara-cara mekanis dan alami untuk mengobatinya. Gunakan beberapa obat kimia hanya seandainya serangan hama dan penyakit ini sulit dikendalikan.

Pembuahan buah kiwi

Sekalipun telah menanam kedua tipe kiwi, jantan dan betina, terkadang pembuahan masih gagal dikerjakan. Angin juga lebah ialah faktor-faktor utama yang bisa membantu terjadinya pembuahan.

Tetapi kondisi angin untuk pembuahan juga harus stabil, sebab angin yang terlalu kuat atau terlalu lemah juga akan menyulitkan pembuahan.

Selain itu, bunga kiwi tidak mempunyai nektar cukup untuk menarik minat lebah. Untuk memastikan ada cukup banyak lebah di dekat tanaman kiwi, dibutuhkan umpan.

Menanam tanaman pagar yang bunganya banyak menarik minat lebah bisa menjadi pilihan pemecahan masalah. Pilih tanaman yang aman disandingkan dengan tanaman kiwi.

Membuat pembudidayaan lebah di areal yang sangat mirip perkebunan kiwi juga bisa menjadi solusi.

Bagi yang menanam kiwi di pekarangan rumah sebagai hobi, dapat membantu proses penyerbukan secara manual dengan menyapukan serbuk sari dari bunga jantan ke dalam ovarium bunga betina memakai kuas halus.

Pemanenan buah kiwi

Tanaman kiwi yang terpelihara dengan baik sudah dapat diinginkan hasilnya dalam 3 – 4 tahun setelah penanaman di lokasi permanen. Sejak proses pembungaan hingga siap panen perlu waktu 200 – 225 hari.

Pada puncak produktivitasnya (mulai umur 8 – 12 tahun) satu pohon akan menciptakan sekitar 25 kg buah kiwi. Buah kiwi yang sudah siap panen ditandai dengan sudah mencapai ukuran maksimal dan terasa halus atau lunak ketika disentuh. Tekstur kulitnya lebih halus dan mengeluarkan bau harum khas.***

Editor: M. Syaiful

Sumber: Tumbuhan.id

Tags

Terkini

Terpopuler