Thoriq mengaku biji kopi robusta yang akan dikirim ke Turki sudah siap, namun importirnya masih menunggu kepastian tarif pengiriman barang ke luar negeri menggunakan kontainer.
"Sedang mengikuti perkembangan harga kontainer, kalau sudah normal kemungkinan segera jalan di akhir Januari atau Februari, karena pembeli yang menanggung biaya kontainer," ujarnya.
Baca Juga: Cara Pengajuan Pinjaman Dana KUR BSI Tahun 2022 untuk UMKM, Cek di Link www.bankbsi.co.id
Ia menambahkan ada juga mitra bisnis lainnya di Turki yang ingin membeli kopi robusta dalam bentuk bubuk, namun belum disepakati jumlah volume pembeliannya.
"Kalau kopi bubuk masih dalam penjajakan karena mitra bisnis yang lain ini adalah reseller, jadi kami menjual kopi bubuk dan mereka yang akan mengemas lagi," ujarnya.
Ia juga mengaku sedang menjajaki peluang pasar kopi robusta di Mesir, Denmark, dan Tiongkok. Penjajakan dilakukan dengan mengirim beberapa sampel ke tiga negara tersebut.
Baca Juga: Syarat Penerima Subsidi Gaji BSU Kartu Prakerja Gelombang 23, Simak Berikut Ini
Meskipun negara tujuan ekspor semakin bertambah, Thoriq mengaku tidak khawatir kesulitan mendapatkan komoditas perkebunan tersebut. Sebab, potensi produksi kopi dari 1.500 hektare lahan petani mitra di Kabupaten Lombok Utara mencapai 1.000 ton per tahun.
"Kami juga ada kemitraan dengan petani kopi di Batulanteh, Kabupaten Sumbawa. Jadi tidak khawatir kekurangan pasokan untuk saat ini," katanya.*