Harga Emas Naik, Amerika Serikat Manfaatkan Agresi Rusia di Ukraina

5 Maret 2022, 19:12 WIB
Harga Emas Naik, Amerika Serikat Manfaatkan Agresi Rusia di Ukraina /Ilustrasi/ CANVA/

JURNAL SUMBAWA - Invasi Rusia terhadap Ukraina sangat agresif hingga detik ini.

Perang Rusia dengan Ukraina tersebut berdampak krisis yang begitu besar, akibatnya terjadi kenaikan harga emas.

Harga emas kembali melonjak pada akhir perdagangan Jumat sabtu pagi WIB terus bergerak menuju target 2.000 dolar Amerika Serikat (AS) per ounce.

Baca Juga: Pemerintah China Sengaja Tutup-tutupi, Para Peneliti Bongkar Makhluk Yang Disembunyikan Hingga Saat Ini

Berdasarkan laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) untuk Februari yang luar biasa tidak menemukan kenaikan upah, juga membantu emas.

Analis mengatakan laporan itu mungkin mendorong Federal Reserve untuk lebih longgar dengan kenaikan suku bunga era pandemi pertama yang dijadwalkan dalam dua minggu ke depan.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat 4 Maret 2022 bahwa Amerika Serikat menambahkan 678.000 pekerjaan pada Februari, lebih dari 440.000 pekerjaan yang diperkirakan oleh para ekonom.

Baca Juga: Dianggap Menista Agama, Yaqut Cholil Qoumas: Jangan Pernah Lelah Mencintai Indonesia Walaupun Dicaci Maki

Kemudian tingkat pengangguran turun menjadi 3,8 persen dari 4 persen.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 57,7 sen atau 2,29 persen, menjadi ditutup pada 25,789 dolar AS per ounce.

Platinum untuk pengiriman April naik 36 dolar AS atau 3,33 persen, menjadi ditutup pada 1.116,8 dolar AS per ounce

Kemudian, dampak agresi Rusia di Ukraina meningkatkan risiko geopolitik yang mendorong permintaan safe-haven terhadap logam kuning.

Baca Juga: Polemik Pernyataan Menag, Ini Saran Habib Kribo agar Tidak Terjadi Seperti Perang Suriah

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melambung 30,7 dolar AS atau 1,59 persen, menjadi ditutup pada 1.966,60 dolar AS per ounce.

Untuk minggu ini, emas berjangka naik 4,2 persen, merupakan kenaikan mingguan terbesar sejak Juli 2020.

"Krisis Rusia dan Ukraina akan terus mendukung prospek harga logam mulia lebih tinggi," kata analis Saxo Bank Ole Hansen dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Perumpamaan Soal Adzan Menag Belum Minta Maaf, Kini Yaqut Minta Masyarakat Baik Sama LGBT Menuai Kritikan

Ini tidak hanya karena potensi tawaran safe-haven jangka pendek yang akan pasang surut.

Akan tetapi yang lebih penting karena apa arti ketegangan ini bagi inflasi, pertumbuhan, dan ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral

Nilai Emas yang dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian seperti itu, sebagian besar mengabaikan lonjakan 1,0 persen dalam dolar, tempat berlindung alternatif, dan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve akhir bulan ini.

Baca Juga: Profil Menag Yaqut Cholil Qoumas: Ternyata Anak Dari K.H Muhammad Cholil Bisri dari Keluarga Pendiri NU

Saham-saham di Wall Street yang turun karena kekhawatiran atas konflik di Ukraina juga lebih lanjut mendukung emas.***

Editor: Ahmad D

Sumber: The Times

Tags

Terkini

Terpopuler