Network
Wartasumbawa.com – Gedung Putih menegaskan, pentingnya Amerika Serikat dalam menempatkan hak asasi manusia universal dan supremasi hukum di dunia.
Joe Biden telah berbicara dengan Raja Arab Saudi, Salman untuk pertama kalinya sebagai presiden, menjelang publikasi laporan intelijen AS yang diperkirakan akan melibatkan putra mahkota Saudi dalam pembunuhan pembangkang tahun 2018 dan kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi.
Sebuah laporan gedung putih tentang panggilan tersebut tidak menyebutkan laporan tersebut, tetapi mengatakan, dalam konteks lain, bahwa Biden “menegaskan pentingnya Amerika Serikat menempatkan hak asasi manusia universal dan supremasi hukum”.
Baca Juga: dr. Tirta Bela Jokowi Soal Kerumunan, Rizal Ramli: Sejarah Menjilat Susah Dirubah
Kedutaan Arab Saudi di Washington mengatakan kedua pria itu mengkonfirmasi kekuatan hubungan bilateral dan membahas aktivitas buruk Iran di kawasan itu dan cara-cara untuk memajukan perdamaian di Yaman.
Biden telah jauh lebih dingin ke Riyadh daripada Donald Trump, memutuskan dukungan AS untuk perang yang dipimpin Saudi di Yaman, dan menolak untuk berbicara langsung dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sekutu dekat Trump, yang menurut intelijen AS menyetujui dan mungkin memerintahkan pembunuhan dan pemotongan Khashoggi setelah dia dibujuk ke konsulat Saudi di Istanbul Turkiyeb.
Baca Juga: Datangi Kantor Menpora, Walikota Bima Usul Pembangunan Stadion Sepak Bola di Kota Bima
CIA memberikan penilaian itu dalam briefing rahasia kepada Kongres pada 2018 dan akan segera memberikan versi yang tidak diklasifikasikan dalam waktu dekat.
Gedung Putih juga sangat menyarankan agar mereka bersiap untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap mereka yang dianggap bertanggungjawab atas pembunuhan tersebut.
