China masih Menahan Warga Uyghur, dan Muslim Turki

- 22 April 2021, 09:49 WIB
Pemerintah China terus menahan warga Uighur dan Muslim Turki lainnya di wilayah barat laut Xinjiang meskipun mengklaim telah membebaskan semua tahanan, menurut laporan yang dirilis oleh Komisi Internasional Amerika Serikat Komisaris Kebebasan Beragama (USCIRF)
Pemerintah China terus menahan warga Uighur dan Muslim Turki lainnya di wilayah barat laut Xinjiang meskipun mengklaim telah membebaskan semua tahanan, menurut laporan yang dirilis oleh Komisi Internasional Amerika Serikat Komisaris Kebebasan Beragama (USCIRF) //beijingnews

Selain itu, pihak berwenang terus melakukan penutupan besar-besaran dan penghancuran situs-situs keagamaan Uyghur, termasuk masjid dan tempat suci yang penting bagi identitas agama, etnis, dan budaya komunitas tersebut.

Sesuai rekomendasi komisi hak asasi AS terbaru kepada pemerintah AS, dinyatakan bahwa penunjukan kembali China sebagai "negara dengan perhatian khusus", atau BPK, untuk terlibat dalam pelanggaran sistematis, berkelanjutan, dan berat terhadap kebebasan beragama, seperti yang didefinisikan oleh Agama Internasional Freedom Act (IRFA). “Laporan Tahunan 2021 juga merekomendasikan”.

Baca Juga: Preview Macan Kemayoran Versus Pangeran Biru Besok 22 April 2021

Berlakukan sepenuhnya hukum AS yang ada seperti Undang-Undang Kebijakan Hak Asasi Manusia Uyghur dan Undang-undang Kebijakan dan Dukungan Tibet dan terus memberlakukan sanksi keuangan dan visa yang ditargetkan pada lembaga pemerintah China dan pejabat yang bertanggung jawab atas pelanggaran berat kebebasan beragama.

Secara publik mengungkapkan keprihatinan tentang Beijing yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 dan menyatakan bahwa pejabat pemerintah AS tidak akan menghadiri pertandingan tersebut jika pemerintah China 'Tindakan keras terhadap kebebasan beragama terus berlanjut, laporan itu merekomendasikan.

“Melanjutkan dan mengintensifkan upaya untuk melawan operasi pengaruh pemerintah China di Amerika Serikat, termasuk Institut Konfusius yang menekan informasi atau advokasi mengenai pelanggaran kebebasan beragama di China,” tambahnya.***

Halaman:

Editor: M. Syaiful

Sumber: beijingnews.net


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x