Selain bantuan PMT, bantuan yang diberikan lainnya yang diberikan biasanya berupa Kartu Jakarta Sehat (KJS), subsidi pangan, hingga Kartu Jakarta Anak (KJA). Bantuan tersebut cukup efektif membantu masyarakat yang membutuhkan.
Meski demikian, penyaluran program tersebut masih terkesan tidak merata. Tidak sedikit pula masyarakat yang tidak menerima, atau menerima tapi hanya selama 2 -3 bulan saja.
Baca Juga: Bahaya Konsumsi Produk Kental Manis Untuk Anak Akan Berakibat Gizi Buruk dan Stunting
Padahal, program makanan tambahan seharusnya diterima balita hingga berdasarkan pengukuran tinggi badan berat badan sudah kembali normal.
Masiroh misalnya, warga Pejaten Barat ini mengaku hanya mendapat bantuan stunting selama 3 bulan saja, dan kemudian bantuan tersebut dihentikan oleh pihak puskesmas dan pihak kelurahan setempat. Padahal, anaknya yang belum berusia 2 tahun terdeteksi stunting.
Masiroh hanya mendapatkan bantuan dari bulan Oktober - Desember 2022 saja. "Tiga bulan pertama saja, habis itu dari awal 2023 sampai sekarang belum dapat bantuan lagi." Ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Pemkab Sigi, Bulog Sediakan Pangan Bergizi Cegah Stunting
Bantuan yang didapatkan dari pemerintah setempat yakni susu bubuk dan biskuit.
"Sebelum dapat bantuan, saya berikan kental manis kepada anak saya untuk di minum. Saya gak mampu untuk beli susu selain kental manis, sedangkan anak saya kondisinya seperti ini (stunting)," tuturnya.
Lebih lanjut Masiroh mengatakan setelah mendapat bantuan, sang anak mengalami kenaikan berat badan.