Network
JURNAL SUMBAWA - Rasa kekecewaan dan perlawanan warga desa Roka yang tergabung dalam Komunitas Sadar Lingkungan Bima ditunjukan melalui unjuk rasa dan pemboikotan jalan menuju kecamatan Lambitu Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) Senin 23 Oktober 2023.
Salah satu masa aksi mengungkapkan, puluhan hektar pembabatan hutan yang telah terjadi diwilayah So Seli tidak sebanding dengan pemboikotan jalan menuju Lambitu selama setahun.
Pasalnya, hutan yang telah dibabat tersebut tidak bisa dikembalikan dengan jangka waktu satu atau dua tahun mendatangkan, akan tetapi, pemulihan terhadap hutan yang dibabat membutuhkan waktu dan proses yang lama.
Baca Juga: Protes Hutan yang Dibabat, Warga Roka Unjuk Rasa dan Boikot Jalan Menuju Lambitu
Pembabatan hutan yang dilindungi tanpa mengantongi ijin merupakan kejahatan luar biasa terhadap lingkungan. Hal itu juga, tentu memiliki dampak yang besar bagi makhluk hidup, seperti terkurasnya mata air dan terjadinya kepanasan yang tidak seperti biasanya.
Tak hanya itu, hutan merupakan paru-paru dunia yang harus dijaga dan dirawat. Oleh karena demikian, merawat alam dan hutan harus dilestarikan dengan menanam pohon.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, puluhan hektar hutan yang dibabat tersebut telah dirawat selama puluhan tahun oleh warga desa Roka, namun hutan tersebut telah dibabat demi kepentingan secara pribadi dan kelompok.
Baca Juga: Babat Hutan! Kades Kuta Akui Salah dan Minta Maaf, Warga Roka Memanas
Dijelaskan, So Seli merupakan hutan yang dikuasai warga desa Roka di Tahun 1980-an, bahkan sudah ada korban jiwa saat melakukan reboisasi di wilayah So Seli.
