Network
JURNAL SUMBAWA - Pembabatan hutan Lindung di So Seli dan Mamba desa Roka Kecamatan Belo Kabupaten Bima NTB, dua orang saksi pelapor dimintai keterangan oleh polisi di bagian Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) pada Selasa 24 Oktober 2023.
Pemanggilan terhadap dua saksi tersebut, untuk dimintai keterangan atas pelaporan pembabatan hutan yang dilindungi oleh warga desa Roka di tahun 1980-an sebagai penyanggah mata Air Bendungan Roi Roka.
Dua saksi yang dihadirkan diruangan Tipiter berdasarkan Laporan Pengaduan Nomor : P/662/X/2023/SPKT/Rer Bima/NTB yang tertanggal 19 Oktober 2023.
Baca Juga: Diduga Terlibat! Subsektor Kehutanan Sebut Pembabatan Hutan Berijin
Kehadiran saksi di Polres Bima Panda untuk dimintai keterangan agar memudahkan proses penyelidikan terkait dugaan tindak pidana sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 37 angka 12 Undang-indang RI Nomor 6 Tahun 2023 tentang Peraturan Pemerintah penghanting Undang-undang Nomor 2 tentang cipta kerja menjadi Undang-undang yang merubah pasal 82 ayat 1 huruf (b) dan (c) Undang-undang RI Nomor 18 tahun tentang Pencegahan Pemberantasan Perusakan Hutan Jo Pasal 55 ke-1e KUHP.
"Pemanggilan saksi untuk mempermudah proses penyidikan hal ini," kata Masdidin, SH selaku Kasat Reskrim Polres Bima Panda Selasa 24 Oktober 2023.
Diberitakan sebelumnya, puluhan hektar lahan pegunungan dibawah kecamatan Lambitu Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) dibabat liar dan diduga tanpa mengantongi ijin. Lahan tersebut, berbatasan dengan Wilayah kecamatan Lambitu dengan Desa Roka tepatnya di So Seli.
Baca Juga: Babat Hutan! Kades Kuta Akui Salah dan Minta Maaf, Warga Roka Memanas
Pembabatan hutan puluhan hektar dengan sengaja, tentunya akan merusak lingkungan sehingga merugikan masyarakat pada umumnya. Atas pembabatan liar itu, ke empat Kades dan jajaran pemerintah kecamatan Belo turun survey lokasi.
