WARTA SUMBAWA - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI MPO) Cabang Bima mendesak Pemerintah Kabupaten Bima untuk memberikan perhatian serius dan mengatasi masalah anjoknya harga bawang merah. Harga bawang merah saat ini mmbuat masyarakat rugi karena antara biaya saat menanam tidak sebanding dengan harga yang diperoleh saat musim panen.
Ketua Umum HMI MPO Cabang Bima Rian Rizty Fauzi mengatakan, jika anjoklnya harga bawang merah tersebut tidak diatasi Pemerintah, maka pihaknya menyerukan kepada masyarakat untuk tidak bayar pajak.
Menurut Rian, Petani saat ini tidak banyak mendapatkan keuntungan, bahkan lebih banyak yang mendulang kerugian.
“Kondisi petani di Kabupaten Bima saat ini semakin tak berdaya dan tidak mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah daerah Kabupaten Bima. Perjuangan yang sulit di masa tanam tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh saat musim panen,” kata Rian dalam keterangan tertulisnya pada WARTA SUMBAWA, Kamis, 2 Desember 2021
Atas kondisi tersebut, maka HMI Cabang Bima menyampaikan 11 tuntutan kepada Pemerintah sebagai berikut :
1. Mendesak kepada DPRD dan Pemerintah daerah Kabupaten Bima mengalokasikan anggaran yang memadai pada tahun anggaran 2022, yang akan digunakan untuk membeli bawang merah.
Jika anggaran tersebut sudah tersedia, maka dapat digunakan untuk membeli komoditi bawang merah di tingkat petani, terutama dikala harganya anjlok. Dengan demikian, gejolak harga bawang merah yang kerap tidak menguntungkan petani akan dapat terkendali.
2. Mendesak pemerintah daerah Kabupaten Bima dan Perum Bulog untuk segera membangun Gudang penampung Bawang merah. Pembangunan gudang penampung bawang merah dengan fasilitas Cold Atmosphere Storage (CAS) yang dapat mengawetkan bawang merah sehinga bawang merah bisa disimpan dalam waktu lama. Dengan adanya gudang tersebut, maka fluktuasi harga bawang merah yang kerap tidak terkendali selama ini akan dapat diredam