Network
JURNAL SUMBAWA - Tak sedikit cara manusia mencari nafkah, seperti yang disyairkan Roma Irama "pedangdut senior" seribu satu macam cara mencari pekerjaan, dari jual koran hingga jual harga diri.
Walaupun itu melanggar norma, tentunya akan dilakukan oleh manusia serakah yang tidak merasa cukup dan tidak memiliki kepuasaan. Sama halnya yang terjadi saat sekarang di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB), Pasalnya, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) di Belo diduga Double Income dari tiga pekerjaan sekaligus.
Hal itu, tentu melanggar norma yang berlaku sesuai dengan surat edaran Kemendagri Nomor 900.1.9/9095/SJ, dan pernyataan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Heddy Lugito tentang temuan adanya guru honorer direkrut sebagai petugas ad hoc Pemilu.
Baca Juga: PKPU Tak Mengatur Bakal Calon, APS Terpampang Apakah Sebagai Bumbu Pemilu di Daerah?
Dengan adanya dugaan Double Income yang ada ditubuh pengawas Pemilu di Kabupaten Bima, Praktisi Hukum mengatakan, pihak Bawaslu Kabupaten Bima segera evaluasi dan ini menjadi tugas baru bagi Bawaslu.
"Ini tugas baru bagi Bawaslu Kabupaten Bima, Panwascam saat dilakukan perekrutan pernah menandatangani surat pengunduran diri dari semua jabatan, dari BUMD dan BUMN," kata Praktisi Hukum yang sapaan Opik Paradewa saat dimintai keterangan terkait hal demikian, Kamis 28 September 2023.
Opik menjelaskan, terkait dengan aturan diharuskan bagi segenap pengawas pemilu mengundurkan diri dari jabatan lain, agar tidak terjadinya Double Income (pendapatan ganda).
Baca Juga: Tak Hanya Rangkap Dua Jabatan, Panwascam Belo Ternyata Rangkap Tiga Jabatan Sekaligus
Sebab, bisa jadi negara akan rugi terhadap anggaran yang dikeluarkan, bila hanya diperuntukan satu orang terhadap tiga pekerjaan sekaligus.
