3 Tips Pengajuan KUR Tahun 2022 agar Cepat Diproses Bank Penyalur

- 4 Februari 2022, 17:19 WIB
3 Tips Pengajuan KUR Tahun 2022 agar Cepat Diproses Bank Penyalur
3 Tips Pengajuan KUR Tahun 2022 agar Cepat Diproses Bank Penyalur /Screenshot/@bca.co.id

JURNAL SUMBAWA - Pada tahun 2022 ini, Pemerintah memutuskan untuk meningkatkan plafon Kredit Usaha Rakyat atau KUR menjadi Rp 373,17 triliun dengan subsidi bunga 3 persen hingga bulan Juni 2022. Berikut ini 3 tips pengajuan KUR di 2022 agar cepat diproses atau disetujui Bank penyalur.

Sejumlah Bank penyalur KUR di 2022 ikut meningkatkan target penyaluran KUR di 2022. Peningkatan plafon KUR merupakan peluang bagi pelaku UMKM untuk mempercepat pertumbuhan bisnis.

Agar pengajuan KUR Anda cepat diproses dan disetujui bank penyalur, yang perlu diperhatikan adalah mengenai syarat yang telah ditentukan.

Baca Juga: Cara Mengajukan KUR Bank BCA hingga Rp500 Juta di 2022. Simak Syarat Lengkapnya Berikut

CEO dan Co-Founder CrediBook Gabriel Frans memberikan tips pengajuan KUR agar cepat disetujui. Pasalnya setiap lembaga penyalur KUR memiliki kriteria tertentu dengan prinsip kehati-hatian.

"Hal itu dilakukan untuk memastikan dana dapat tersalur tepat sasaran dan tepat guna. Pelaku UMKM perlu menampilkan profil usaha yang kredibel lewat laporan keuangan usaha yang baik," ujar Gabriel Frans dalam pernyataanya, Kamis, 3 Februari 2022.

3 tips untuk memudahkan proses pengajuan KUR 2022:

Baca Juga: Siapkan KK dan KTP! Dana KUR BRI Cair Rp 100 Juta Secara Online, Ajukan Melalui Link kur.bri.co.id

1. Mengurus Perizinan Usaha

Seluruh dokumen persyaratan KUR harus dilengkapi, termasuk perizinan usaha. Pelaku UMKM perlu memastikan usahanya telah memiliki legalitas.

Pelaku UMKM kini bisa mengurus legalitas usaha dengan mudah secara online melalui website atau aplikasi digital.

Selain syarat mendapatkan KUR, perizinan usaha juga untuk memperluas potensi bisnis. Di antaranya meningkatkan kredibilitas usaha dalam menjalin kerja sama dengan pihak lain dan mendapatkan sertifikasi.

Disamping itu, untuk membangun kepercayaan publik terhadap kualitas produk. Maka dari itu, pelaku UMKM perlu segera mengurus legalitas usaha untuk mengembangkan bisnis yang lebih berdaya saing.

2. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha

Baca Juga: Dua Laga Ditunda, Simak Rekap Hasil dan Klasemen Sementara BRI Liga 1 Pekan Ke-22

Memisahkan keuangan rumah tangga atau pribadi dan usaha menunjukkan profesionalitas pelaku usaha dalam mengelola arus kas (cashflow).

Terlebih, pada tahap administrasi pengajuan KUR, pihak penyalur akan menganalisa riwayat transaksi dan kredit dari setiap calon peminjam.

Untuk itu, pelaku UMKM direkomendasikan untuk memiliki rekening yang terpisah antara usaha dan pribadi.

Ini akan memudahkan proses pengajuan pinjaman karena penelusuran riwayat transaksi dan kredit langsung berfokus pada kegiatan bisnis, tanpa tercampur dengan urusan pribadi.

Itulah mengapa, pelaku usaha perlu cermat dan menghindari mencampuradukkan keuangan pribadi dan bisnis. Pemasukan bisnis sebaiknya tidak digunakan untuk membeli kebutuhan pribadi apapun.

 Sebagai alternatif, sisihkan sebagian dari keuntungan usaha untuk menggaji diri sendiri. Sistem gaji akan menghindari pemakaian uang usaha untuk kebutuhan pribadi.

Baca Juga: Intip Gaji Ainun Najib Kader NU yang Disinggung Presiden Jokowi Saat Pengukuhan PBNU

Kemudian, pisahkan pencatatan keuangan pribadi dan usaha. Dengan begitu, pelaku UMKM bisa memantau pertumbuhan bisnisnya karena pengelolaan keuangannya lebih tertata,” saran dia.

3. Jurnal Keuangan Rapi

Faktor pendorong keberhasilan pengajuan KUR lainnya adalah memiliki laporan keuangan usaha yang rapi.

Baca Juga: Tips Mengajukan KUR BRI hingga Rp100 Juta di kur.bri.co.id di 2022, Simak Penjelasan Berikut  

Laporan keuangan dapat digunakan sebagai dokumen pendukung yang menambah poin akuntabilitas untuk menilai kemampuan pelaku usaha dalam mengelola dana KUR. Semakin lengkap dokumen pendukung, bisa mempercepat proses pengajuan KUR.

Gabriel pun menekankan, sudah saatnya pelaku UMKM memanfaatkan teknologi digital untuk mengelola keuangan.

Untuk memiliki laporan keuangan yang rapi, usahawan perlu membangun kebiasaan mencatat keuangan setiap harinya.

Semakin lengkap dokumen pendukung, bisa mempercepat proses pengajuan KUR. Gabriel pun menekankan, sudah saatnya pelaku UMKM memanfaatkan teknologi digital untuk mengelola keuangan.

Untuk memiliki laporan keuangan yang rapi, usahawan perlu membangun kebiasaan mencatat keuangan setiap harinya.

Namun, jika mencatat keuangan secara manual, membutuhkan setidaknya 2 hingga 3 jam untuk melakukan rekap harian.

Baca Juga: Cara Pengajuan KUR BNI hingga Rp50 Juta tanpa Ribet. Siapkan Dokumen Ini Dan Login di eform.bni.co.id

 Ini sangat memakan waktu dan tenaga. Tingkat akurasi dan kerapiannya juga kurang. Oleh karena itu, pemanfaatan pembukuan digital seperti CrediBook akan memudahkan pelaku UMKM mencatat keuangan lebih praktis.

Tanpa menghitung secara manual, usahawan bisa memiliki laporan keuangan yang rapi dalam hitungan menit.

Selanjutnya, laporan keuangan tersebut bisa dilampirkan sebagai dokumen pendukung saat pengajuan KUR.

Studi di negara lain juga menyebutkan bahwa pencatatan keuangan secara digital dapat meningkatkan kecepatan pengajuan pinjaman sebesar 30 persen serta meningkatkan persetujuan pinjaman sebesar 47 persen.***

Editor: Muslimin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah