Hingga Dua Bulan Terakhir, 510 Warga Sipil Dibunuh Militer Myanmar

- 31 Maret 2021, 08:19 WIB
Ilustrasi Penyerangan Militer myanmar membunuh warga sipil
Ilustrasi Penyerangan Militer myanmar membunuh warga sipil /Pixabay/Defence-Imagery

Wartasumbawa.com – Tercatat Sedikitnya 510 warga sipil tewas dalam dua bulan unjuk rasa untuk melawan kudeta militer di Myanmar, menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).

Berdasarkan korban terbaru, Dari 14 orang yang terbunuh di Myanmar pada Senin (29/3), sedikitnya delapan orang berada di distrik Dagon Selatan, Yangon, di mana pasukan keamanan menembakkan senjata kaliber yang jauh lebih berat dari biasanya untuk membersihkan barikade kantong pasir, kata para saksi mata.

Dari laporan televisi pemerintah, mengatakan pasukan keamanan menggunakan "senjata anti huru hara" untuk membubarkan kerumunan "teroris yang kejam" yang menghancurkan trotoar dan menyebabkan satu orang terluka.

Baca Juga: Pemkot dan Kemenag Kota Mataram Izinkan Salat Tarawih Berjamaah di masjid

Pengakuan seorang warga Dagon Selatan pada Selasa mengatakan lebih banyak tembakan terdengar di daerah itu semalam, dan meningkatkan kekhawatiran akan lebih banyak korban.

Dalam taktik baru, pengunjuk rasa berusaha untuk meningkatkan kampanye pembangkangan sipil pada Selasa dengan meminta penduduk membuang sampah ke jalan-jalan di persimpangan jalan utama.

"Aksi mogok sampah ini adalah aksi menentang junta," demikian tertulis pada sebuah poster di media sosial. DIlansir dari Antara pada Rabu, 31 Maret 2021

Baca Juga: Diduga Kendali Peredaran Narkoba di Lapas, Delapan Narapidana Narkotika Dipindah Ke Bangli

Salah satu kelompok utama di balik gerakan unjuk rasa, Komite Pemogokan Umum Nasional, telah meminta pasukan etnis minoritas untuk membantu mereka yang melawan "penindasan yang tidak adil" dari militer.

Halaman:

Editor: Fahrur Rozi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah