Bulan Ramadhan Mempertaruhkan Nasib Anak Pada Gula Berkedok Susu

- 3 April 2023, 10:22 WIB
Bulan Ramadhan Mempertaruhkan Nasib Anak Pada Gula Berkedok Susu
Bulan Ramadhan Mempertaruhkan Nasib Anak Pada Gula Berkedok Susu /

Ia mengaku membeli susu untuk persediaan minum anaknya sebelum tidur. Setiap hari Imah menambahkan 1-2 sachet kental manis warna putih ke dalam belanja hariannya. Hal itu dilakukan sebab sang suami yang bekerja sebagai buruh tani mendapat upah secara harian.

Tak jauh berbeda dengan Imah, Dewi (40 th) memberikan kental manis untuk anak ketiganya sejak usia 3 bulan. Alasannya, Dewi bekerja sebagai buruh pabrik konveksi yang membuatnya tidak bisa menyusui sang buah hati dari pagi hingga sore. Pilihan jatuh pada kental manis, sebab harganya yang terjangkau.

“Anak pertama dan kedua saya dulu ASI full, karena bapaknya masih kerja. Saat anak bungsu saya lahir, bapaknya udah nggak kerja. Untungnya saya masih keterima kerja di pabrik. Jadi saya kerja buat makan, bayar kontrakan sama susu anak terpaksa beli yang murah,” beber Dewi.

Sejatinya, BPOM dan Kemenkes sejak 2018 telah melarang penggunaan kental manis sebagai minuman susu untuk anak. Kandungan gulanya yang tinggi dan minim nutrisi menjadi alasan.

Namun, hingga saat ini masih jamak masyarakat yang memberikan kental manis sebagai minuman untuk anak.

Baca Juga: Sukses Gelar Pelantikan PB HMI, Mahfut Kanafi Soroti Mundurnya Demokrasi dan Penegakan Hukum Tebang Pilih

Di Tigaraksa, Tangerang misalnya. Pada umumnya masyarakat masih mengenal kental manis sebagai susu. Seorang pemilik warung secara otomatis menyodorkan kental manis saat ada pelanggan menanyakan susu. “Mau yang putih atau coklat?” demikian pertanyaan pemilik warung sambil menjangkau rencengan sachet kental manis yang tergantung saat pembeli menanyakan susu.

Pada 2020, sebanyak 24 bayi di 7 desa wilayah kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang mengalami stunting.

Tak hanya alasan ekonomi yang membuat orang tua memberikan kental manis sebagai asupan harian untuk anaknya. Sebagian justru karena rasanya yang manis dan enak, lebih disukai oleh anak dibanding susu bubuk yang rasanya agak hambar. Sudah bukan rahasia lagi, manis dan gurih adalah salah satu rasa yang disukai anak.

Gula dan makanan berkarbohidrat tinggi lainnya meningkatkan kadar dopamin (memberi sensasi menyenangkan) di otak. Saat kadar dopamin rendah, maka mereka semakin menginginkan makanan manis ini. Hal inilah yang membuat anak yang sudah terbiasa dengan rasa manis seperti kental manis beresiko mengalami gangguan gizi.***

Halaman:

Editor: Ahmad D


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x