Bahayanya Jajan Jalanan Akan Berakibat Fatal! SMAN 1 Bandung Gencarkan Edukasi Gizi Untuk Siswa

- 11 Januari 2023, 11:42 WIB
Bahayanya Jajan Jalanan Akan Berakibat Fatal! SMAN 1 Bandung Gencarkan Edukasi Gizi Untuk Siswa
Bahayanya Jajan Jalanan Akan Berakibat Fatal! SMAN 1 Bandung Gencarkan Edukasi Gizi Untuk Siswa /

JURNAL SUMBAWA - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Bandung bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) memberikan edukasi gizi kepada para siswa, khususnya jajanan kekinian yang tinggi gula, garam dan lemak yang berpotensi menyebakan berbagai penyakit mulai penyakit tidak menular, penyakit degereratif serta
kesehatan reproduksi.

Indonesia sendiri di tahun 2030 memiliki target ibu hamil terbebas penyakit
serta target pencapaian Indonesia Emas 2045.

"Di tahun 2030, kita punya target ibu hamil terbebas penyakit. Ini sejak remaja sudah harus disosialisasikan, agar terbebas dan kita bisa mencapai indonesia emas di tahun 2045 mendatang," jelas Dr. Dr Alamsyah pada acara Education Festival yang di gelar siswa SMAN 1 Bandung.

Baca Juga: 1 Bulan Masukan Laporan Percobaan Pembunuhan, Kapolres Bima Tunjukan Sikap Ketidakadilan Hukum

Sebagaimana diketahui, makanan minuman dengan kandungan gula tinggi dan zat perasa tambahan viral dikalangan remaja. Minuman-minuman kekinian seperti boba, teh instan dan martabak dengan topping kental manis dengan jumlah banyak menjadi konsumsi harian remaja.

Tanpa disadari, terlalu sering mengkonsumsi makanan dengan kandungan gula tinggi
berdampak buruk bagi tubuh dikemudian hari.

Dr. dr. Muhammad Alamsyah, Sp. O.G, juga menegaskan pentingnya asupan gizi seimbang bagi remaja. Ia juga mengakui bahwa tingkat konsumsi gula pada remaja terus meningkat, dan itu harus dapat dikendalikan.

"Asupan gula, garam dan lemak harus dibatasi karena akan berpengaruh pada kesehatan remaja di masa depan", kata Alamsyah.

Baca Juga: 3 Zodiak Hari Ini Kamis 12 Januari 2023 Ada Capricorn, Aquarius dan Pisces Tentang Kesehatan Cinta dan Karir

Lebih lanjut, ia menjelaskan kebiasaan konsumsi makanan dengan kandungan gula tinggi pada remaja akan berpengaruh pada kesehatan reproduksi mereka kelak.

Senada dengan dr. Alamsyah, Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat, mengatakan generasi muda senang untuk mengkonsumsi makanan dan minuman kekinian terutama yang manis.

Namun mereka tidak sadar akan bahaya dari apa yang mereka konsumsi di masa mendatang. Sebagai contoh, saat ini bagi sejumlah remaja, minum kopi setiap hari sudah bukan lagi suatu kebiasaan
namun sudah menjadi gaya hidup.

Hal ini juga didukung dengan bertambahnya jumlah kedai kopi secara drastis. Salah satu menu kopi yang kini sangat mudah dijumpai dan disukai oleh banyak orang adalah
kopi susu.

Baca Juga: UI Peringkat Pertama dalam Scimago by Subject Areas di Bidang Kedokteran Gigi

Minuman ini memadukan rasa pahit, gurih, dan manis yang membuatnya sangat
disukai. Satu cangkir kopi susu kekinian mengandung kalori sebesar 220 kkal dan 25 gram gula. Kandungan kalori dan gula tersebut cukup tinggi untuk satu porsi minuman

"Masih banyak remaja terutama siswa yang ternyata belum paham mengenai kandungan gula yang terdapat pada minuman manis. Hal ini dikarenakan rendahnya literasi terkait gizi yang remaja belum ketahui", ujar Arif.
Kepala Sekolah SMAN 1 Bandung Tuti Kurniawati, S.Pd., M.Pd.

Menyambut baik edukasi gizi
yang ditujukan untuk seluruh siswa di lingkungan sekolahnya. Tuti juga mengingatkan pentingnya menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membiasakan kebiasaan hidup sehat dikalangan remaja. “Lingkungan sekolah yang kondusif akan pengaruh positif pada kebiasaan makan generasi saat ini,” jelas Tuti.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia pada akhir 2021 juga merilis terjadi peningkatan diabetes pada anak dan remaja. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik utama pada anak yang sifatnya kronis dan potensial mengganggu tumbuh kembang anak.

Baca Juga: Jurusan Kedokteran dan Hubungan Internasional Paling Diminati di Kampus UI

Pada anak dikenal 2 jenis diabetes yang paling banyak dijumpai, yaitu DM tipe-1 dengan jumlah kadar insulin rendah
akibat kerusakan sel beta pankreas, dan DM tipe-2 yang disebabkan oleh resistensi insulin.

Walaupun kadar insulin dalam darah normal. Faktor penyebab utama DM tipe-1 adalah faktor genetik dan autoimun, sedangkan pada DM tipe-2 biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan kegemukan.

Penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperkirakan pada 2060, ada 220.000 orang berusia kurang dari 20 tahun yang memiliki diabetes tipe 2, meningkat hampir
700 persen. Sementara untuk diabetes tipe 1 yang lebih umum dialami orang muda, diperkirakan meningkat sebesar 65 persen.***

Editor: Ahmad D


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x