Kesalahan pemberian kental manis untuk anak ini menjadi salah satu dari permasalahan yang ada di wilayah Banten.
Tubuh anak yang kurus dan kondisi kulit tubuh yang dipenuhi bekas luka akibat gatal-gatal, sangat banyak terlihat di 5 daerah tersebut.
Selain itu Yuli dan tim juga menemukan beberapa ibu rumah tangga yang salah memberikan kental manis untuk anak karena terpengaruh oleh lingkungan atau masyarakat sekitar.
“Mereka itu dulunya lihat dari iklan di televisi sama omongan dari mulut ke mulut kalau ada susu yang murah dan bisa diberikan untuk anak mereka. Meskipun sekarang iklan di TV sudah di atur, namun ternyata pengaruh tontonan beberapa tahun silam, dan juga karena seringkali diputar, efeknya masih terasa. Masyarakat masih beranggapan kental manis ini susu. Ini harusnya jadi perhatian kita bersama, ” jelas Yuli.
Yuli melanjutkan, para ibu merasa anaknya tumbuh dengan kondisi sehat, tidak terjadi apapun saat memberikan kental manis untuk diminum. Namun berdasarkan pengamatan, terlihat anak-anak yang masih balita mengalami ruam di kulit dan gatal, serta tubuh yang kurus.
Baca Juga: Ada Logo ‘Pilihan Lebih Sehat’ Pada Kemasan Susu Siap Minum
“Bahkan di Desa Kondang Jaya, Cisata, ditemukan anak berusia 4 tahun yang ternyata terkena diabetes. Dan memang pengakuan orang tua, ada history konsumsi kental manis oleh sang anak sejak usia dini,” ujar Yuli.
Beberapa temuan ini membuktikan bahwa meski sudah ada ibu yang diberi edukasi terkait larangan pemberian kental manis pada anak sebagai pengganti susu, tetap saja mereka akan memberikan kental manis karena anaknya suka dan rasanya yang enak.
Inilah yang sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah pusat maupun daerah. Literasi dan pemahaman mengenai konsumsi kental manis tersebut harus terus gencar dilakukan.