JURNAL SUMBAWA - Konflik pertambangan telah menjadi sorotan global, memunculkan pertanyaan tentang bagaimana kita dapat mengintegrasikan kepentingan ekonomi dengan perlindungan lingkungan.
Industri pertambangan sering kali dihadapkan pada tantangan kompleks, di mana Pihak-pihak yang terlibat memperjuangkan kepentingan mereka Masing-masing.
Di satu sisi, industri pertambangan memberikan peluang ekonomi yang signifikan, menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Baca Juga: NasDem Dukung Pemerintah Prabowo Gibran! PKS Menyusul, Begini Kata Surya Paloh
Namun, di sisi lain, dampak lingkungan yang seringkali merusak dan destruktif menjadi perhatian utama. Mulai dari kerusakan habitat alami hingga polusi air dan udara, aktivitas pertambangan dapat memberikan dampak jangka panjang yang serius terhadap lingkungan.
Tidak hanya itu, konflik pertambangan juga melibatkan masalah sosial, seperti konflik tanah dengan masyarakat lokal, hak-hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
Ketidaksetujuan antara perusahaan tambang dan masyarakat lokal sering kali menciptakan ketegangan yang berkepanjangan dan dapat berujung pada kekerasan.
Baca Juga: Aset Daerah Kabupaten Bima Dikuasai Secara Pribadi, KMPS Aksi di Gedung KPK
Namun, dalam menghadapi konflik ini, kita perlu mencari solusi yang berkelanjutan. Pertama, penting untuk melibatkan semua pemangku kepentingan stackholder dalam dialog terbuka dan transparan.