Yaici dan PP Aisyiyah Lakukan Pengumpulan Data Anak yang Kebiasaan Konsumsi Kental Manis

- 24 Mei 2023, 11:38 WIB
Yaici dan PP Aisyiyah Lakukan Pengumpulan Data Anak yang Kebiasaan Konsumsi Kental Manis
Yaici dan PP Aisyiyah Lakukan Pengumpulan Data Anak yang Kebiasaan Konsumsi Kental Manis /Dok. YAICI - PP AISYIYAH/

JS.PIKIRAN RAKYAT - Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) berkolaborasi dengan Pimpinan Pusat Aisyiyah melakukan pencarian fakta lapangan seputar pola konsumsi dan gizi anak di Provinsi Banten.

Kegiatan tersebut yang diselenggarakan pada 15-17 Mei 2023 dilakukan dalam rangka komitmen untuk terus berkontribusi terhadap peningkatan status gizi masyarakat.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh para kader Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Banten ini guna mengetahui alasan konsumsi kental manis oleh masyarakat, khususnya konsumsi kental manis sebagai susu oleh balita.

Baca Juga: Tak Sadar Bahayanya, Susu Kental Manis Masih Menjadi Andalan Perempuan Tulang Punggung Keluarga

Wilayah sasaran penelitian adalah masyarakat marjinal di Rangkasbitung, Warunggunung, Jiput, Labuan, dan Cisata.

Yuli Supriati, Ketua Bidang Advokasi YAICI, menyampaikan tim YAICI bersama perwakilan kader Aisyiyah menemukan banyak orang tua terutama para ibu yang belum teredukasi mengenai gizi.

Terbukti, masih banyak ditemukan orang tua memberikan kental manis sebagai minuman susu untuk anak dan alasannya adalah karena kebiasaan, iklan di TV dan juga harga yang ekonomis.

Baca Juga: Bulan Ramadhan Mempertaruhkan Nasib Anak Pada Gula Berkedok Susu

“Di Rangkasbitung, ada anak berusia 2 tahun yang sakit karena kekurangan asupan gizi, dan diberikan kental manis sebagai pengganti susu. Meski sudah dirujuk ke puskesmas, ibunya mengaku tidak bisa untuk rutin memeriksakan kondisi anaknya,” ungkapnya Yuli.

Kesalahan pemberian kental manis untuk anak ini menjadi salah satu dari permasalahan yang ada di wilayah Banten.

Tubuh anak yang kurus dan kondisi kulit tubuh yang dipenuhi bekas luka akibat gatal-gatal, sangat banyak terlihat di 5 daerah tersebut.

Baca Juga: Susu Kental Manis Bisa Picu Diabetes Pada Anak, Dokter Tan: Susu Mengandung Kurang Lebih 20 Gram Gula

Selain itu Yuli dan tim juga menemukan beberapa ibu rumah tangga yang salah memberikan kental manis untuk anak karena terpengaruh oleh lingkungan atau masyarakat sekitar.

“Mereka itu dulunya lihat dari iklan di televisi sama omongan dari mulut ke mulut kalau ada susu yang murah dan bisa diberikan untuk anak mereka. Meskipun sekarang iklan di TV sudah di atur, namun ternyata pengaruh tontonan beberapa tahun silam, dan juga karena seringkali diputar, efeknya masih terasa. Masyarakat masih beranggapan kental manis ini susu. Ini harusnya jadi perhatian kita bersama, ” jelas Yuli.

Yuli melanjutkan, para ibu merasa anaknya tumbuh dengan kondisi sehat, tidak terjadi apapun saat memberikan kental manis untuk diminum. Namun berdasarkan pengamatan, terlihat anak-anak yang masih balita mengalami ruam di kulit dan gatal, serta tubuh yang kurus.

Baca Juga: Ada Logo ‘Pilihan Lebih Sehat’ Pada Kemasan Susu Siap Minum 

“Bahkan di Desa Kondang Jaya, Cisata, ditemukan anak berusia 4 tahun yang ternyata terkena diabetes. Dan memang pengakuan orang tua, ada history konsumsi kental manis oleh sang anak sejak usia dini,” ujar Yuli.

Beberapa temuan ini membuktikan bahwa meski sudah ada ibu yang diberi edukasi terkait larangan pemberian kental manis pada anak sebagai pengganti susu, tetap saja mereka akan memberikan kental manis karena anaknya suka dan rasanya yang enak.

Inilah yang sudah seharusnya menjadi perhatian pemerintah pusat maupun daerah. Literasi dan pemahaman mengenai konsumsi kental manis tersebut harus terus gencar dilakukan.

Baca Juga: YAICI & PP Aisyiyah Selenggarakan Pembekalan Surveyor untuk Pelaksanaan Penelitian Tahun 2023

Puskesmas dan Posyandu, menjadi salah satu garda terdepan masyarakat dalam mendapatkan konsultasi kesehatan keluarga karena paling mudah dijangkau oleh masyarakat.***

Editor: Ahmad D


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x