Pemerintah Bersama Swasta, Akademisi, Organisasi Masyarakat, dan Media Perlu Satu Suara Mengatasi Stunting

- 15 Desember 2023, 18:44 WIB
Pemerintah Bersama Swasta, Akademisi, Organisasi Masyarakat, dan Media Perlu Satu Suara Mengatasi Stunting
Pemerintah Bersama Swasta, Akademisi, Organisasi Masyarakat, dan Media Perlu Satu Suara Mengatasi Stunting /

JURNAL SUMBAWA - Stunting adalah ujung dari persoalan rendahnya literasi gizi masyarakat. Literasi gizi atau pemahaman dan kesadaran gizi masyarakat mempengaruhi pola asuh dan pola konsumsi keluarga. Keluarga tanpa pemahaman gizi yang baik cenderung tidak memperhatikan asupan gizi anak, sehingga anak terbiasa mengkonsumsi makanan yang mereka suka, seperti makanan dan minuman dengan kandungan gula garam lemak yang tinggi.

Pembahasan ini mengemuka dalam urun rembuk yang dilakukan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama PP Aisyiyah, PP Muslimat NU dan para mitra, Kamis 14 Desember 2023, di Jakarta.

Dalam kesempatan itu, guru besar gizi Universitas Muhammadyah hasul penelitiannya mengenai kebiasaan konsumsi kental manis oleh balita.

Baca Juga: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Waspadai Konsumsi Kental Manis di Tengah Maraknya Kasus Stunting

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sebanyak 11,4% balita di Banten, 8,4% di DKI Jakarta dan 5,3% di DI Yogyakarta mengonsumsi kental manis.

Tidak hanya itu, 78,3% responden di Banten, 88,1% di DKI dan 95,2% di DI Yogyakarta memberikan kental manis kepada balitanya lebih dari 1 sachet perhari.

Adapun faktor utama pemberian kental manis pada anak ini disebabkan oleh persepsi masyarakat di tiga wilayah ini yang masih menganggap kental manis adalah susu. “Mengapa studi ini menjadi penting, pola makan yang terbentuk sejak balita akan terbawa terus hingga dewasa, sehingga kebiasaan memberikan kental manis untuk anak dan balita ini harus dicegah sedini mungkin supaya tidak berlanjut".

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan balita secara alamiah sangat suka makanan manis, terlebih lagi ketika ada paparan gula tambahan di dalam makanan,” papar guru besar Universitas Muhammadyah Jakarta ini.

Baca Juga: Penanganan Kemiskinan, Stunting dan Gizi Buruk, Pemda Bima Salurkan Beras 591,84 Ton

Halaman:

Editor: Ahmad D


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x