Ulama Karismatik, KH Hasyim Asy'ari, Mengabdikan Hidupnya Untuk Negeri

- 24 April 2021, 15:46 WIB
Kh. Hasyim Asy'ari
Kh. Hasyim Asy'ari /Antara

Wartasumbawa.com – Sosok hebat, seorang ulama karismatik pendiri Nahdatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy’Ari.

Ulama yang mendapatkan edukasi yang baik dari orang tua dan lingkungannya.

Tidak ada yang tidak mengenal ulama yang satu ini, Tepat di setiap 7 Ramadhan adalah haul KH Hasyim As'yari selalu diperingati. Di saat yang hampir bersamaan, nama tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU) tidak ada di buku draf Kamus Sejarah Indonesia . Ada apa ini?

Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dan II yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi sorotan sejumlah pihak yang lantaran memuat banyak kejanggalan di dalamnya. Kamus Sejarah Indonesia terdiri dari dua jilid, yang memuat informasi atau istilah kesejarahan dalam kurun waktu 1900 hingga 1988. Dilansir Wartasumbawa.pikiran-rakyat.com dari Hidayatullah.com pada 24 April 2021

Baca Juga: Operator Kendaraan Pengangkut Material  PT AMNT Sumbawa Alami Kecelakaan dan Meninggal Dunia

Sayangnya, kamus tersebut seharusnya menggambarkan informasi kesejarahan Indonesia diprotes karena dalam buku jilid I tidak mencantumkaan keterangan terkait kiprah Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari. Padahal, Kiai Hasyim dikenal sebagai pahlawan nasional yang mendorong tercapainya kemerdekaan Indonesia.

KH Hasyim As'ari adalah tokoh ulama, pemikir, dan pejuang yang dianugrahi gelat Pahlawan Nasional tercatat lahir 4 Rabiul Awwal 1292 H / 10 April 1875, di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kab. Jombang Jawa Timur. Beliau meupakan putra pasangan KH Asy'ari dan Nyai Halimah.

Sejak kecil KH Hasyim Asy'ari diasuh dan didik oleh ayah dan ibunya serta kakeknya, Kiai Usman sebagai pengasuh pesantren Gedang. Sejak anak-anak bakat kepemimpinan dan kecerdasan KH Hasyim Asy'ari sudah tampak.

Dalam catatan tulisan Agus Sunyoto yang berjudul KH Hasyim Asy'ari, Sang Ulama Dan Pemikir , dalam usia 13 tahun, beliau sudah membantu mengajar santri-santri yang lebih besar dari dirinya. Dalam usia 15 tahun, sekitar tahun 1309 H / 1891 M, Muhammad Hasyim mengawali belajar ke pondok- pondok pesantren yang masyhur di Jawa Timur.

Karena kecerdasannya, Kiai Hasyim tidak pernah lama belajar di satu pesantren, karena semua mata pelajaran telah tuntas belajar dalam waktu tidak sampai satu tahun. Di antara Pondok Pesantren yang pernah disinggahi untuk diserap ilmunya adalah Pondok pesantren Wonorejo di Jombang, Wonokoyo di Probolinggo, Trenggilis di Surabaya, dan Langitan di Tuban, dan ke Bangkalan di Madura, yang diasuh Kiai Muhammad Khalil bin Abdul Latif.

Halaman:

Editor: Fahrur Rozi

Sumber: hidayatullah.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah