Wartasumbawa.com – Para pengamat dan aktivis pro Palestina menyatakan banyak langkah diplomasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina, selain mengutuk dan mengecam tindakan yang dilakukan Israel.
Yon Machmudi, Kepala Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia, mengatakan Indonesia perlu memperluas diplomasi kepada negara-negara lainnya untuk menghentikan serangan Israel.
Dia mengusulkan agar Indonesia dapat melakukan diplomasi dengan China, Rusia, dan AS yang punya hak veto di PBB untuk mengembalikan isu Palestina dalam bingkai multilateral.
“Kalau tidak dengan frame multilateral, akan berulang lagi agresi seperti kemarin, maka perlu aktor-aktor lain lebih luas, tidak hanya AS dengan Israel dan Palestina. Rusia perlu didorong masuk. Rusia sudah tawarkan diri, juga China,” kata Yon kepada Anadolu Agency.
Bagaimana dengan pasukan perdamaian di Palestina?
Yon mengatakan dengan status Palestina sebagai wilayah yang diduduki, memang perlu adanya tentara atau pasukan internasional agar tidak ekspansif dengan melakukan penggusuran.
“Pasukan perdamaian di Palestina sangat penting. Saya kira Turki Qatar Indonesia dan lain-lain yang punya komitmen kuat, bisa membicarakan ini di PBB dan menempatkan pasukannya di Tepi barat dan Yerusalem. Ini bisa lebih maju dari sebelumnya,” ujar dia.
Usulan membuka kantor di Gaza
Sementara itu, Hardjito Warno, aktivis Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA) mengusulkan agar Pemerintah untuk membuka konsul kehormatan kedua di Jalur Gaza.