JURNAL SUMBAWA - Sebentar lagi umat Islam sedunia akan memulai menjalankan ibadah puasa. Lantas, apakah di Indonesia sendiri akan ada perbedaan untuk beberapa ormas dalam penetapan hari puasa?
Penetapan 1 ramadhan atau puasa khusus di Indonesia kemungkinan akan mulai dilaksanakan pada tanggal yang berbeda untuk Muhammadiyah dan Pemerintah.
Muhammadiyah yang telah lebih dulu menetapkan awal bulan Ramadan, mengusulkan agar sidang isbat ditiadakan, meski itu jadi acuan bagi Nahdlatul Ulama (NU) dan pemerintah dalam menentukan tanggal puasa.
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, telah menetapkan 11 Maret 2024 sebagai awal Ramadan dan 10 April sebagai awal Syawal di tahun 1445 kalender Hijriah. Tanggal ini didapat dengan menggunakan metode hisab atau penghitungan.
Merujuk Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 1/MLM/I.0/E/2024, awal Ramadan disebut akan jatuh pada 11 Maret dalam kalender Masehi, sementara awal Syawal bakal jatuh pada 10 April.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengungkapkan, agar menghemat anggaran negara, sebaiknya sidang isbat tak lagi diperlukan.
"Dengan tidak diadakan isbat, lebih menghemat anggaran negara yang secara keuangan sedang tidak baik-baik saja," kata Abdul.
Disamping itu, Kementerian Agama menegaskan sidang isbat penting dilaksanakan sebagai bentuk kehadiran negara untuk menengahi perbedaan metode berbagai organisasi dalam menentukan awal Ramadan dan Syawal.