'Kita perlu menginformasikan ke masyarakat bahwa susu kental manis itu lebih banyak gulanya, kandungannya mencapai 50 persen,” jelas Ari.
Nuke Patrianegara, pegiat literasi dari komunitas Generasi Literate pada kesempatan itu menyayangkan betapa rendah dan tidak meratanya literasi masyarakat, terutama mengenai gizi.
Nuke menjelaskan bahwa masih belum menjadi kebiasaan di masyarakat kita untuk memperhatikan kandungan gizi suatu produk sebelum mengkonsumsinya.
Baca Juga: 686 Kepala Desa Se Indonesia Terjerat Korupsi! Aneh Ketika Meminta Jabatan Diperpanjang
Masyarakat masih lebih mudah termakan pesan-pesan yang beredar melalui sosial media ataupun iklan. Jadi tidak heran bila hingga saat ini masih banyak balita mengkonsumsi kental manis sebagai minuman susu dikarenakan pengaruh diiklankan sebagai minuman susu selama puluhan tahun telah mempengaruhi persepsi orang tuanya.
"Karena itu edukasi dan literasi gizi harus terus digencarkan, dengan meyasar seluruh lapisan masyarakat,” pungkas Nuke.
Lebih lanjut, Nuke mengajak siswa PKBM Maleo untuk turut serta menjadi agent of changes dalam peningkatan gizi keluarga.
“siswa-siswi dari PKBM Maleo ini termasuk kelompok Gen Z, dimana mereka sangat dekat dengan informasi dan digitalisasi. Kelompok ini jika tidak dibekali dengan pemahaman gizi yang cukup, akan rentan terhadap informasi yang salah, dan juga menjadi sasaran komodifikasi makanan minuman yang tidak baik bagi tubuh mereka. Sebagai contoh, minuman teh kekinian dengan toping kental manis yang berlebih ini dapat mengundang penyakit-penyakit lainnya.” Jelasnya Ia.
Sebagaimana diketahui, PKBM Maleo menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat, dengan beasiswa penuh bagi masyarakat pra sejahtera. Saat ini, sekolah tersebut menampung 126 siswa jenjang SMP dan SMA dari keluarga prasejahtera di wilayah sekitar.