Stunting! Hasil Penelitian Persepsi Masyarakat Terhadap Kental Manis Sebagai Susu Masih Tinggi

- 22 Agustus 2023, 18:13 WIB
Stunting! Hasil Penelitian Persepsi Masyarakat Terhadap Kental Manis Sebagai Susu Masih Tinggi
Stunting! Hasil Penelitian Persepsi Masyarakat Terhadap Kental Manis Sebagai Susu Masih Tinggi /Dok. YAICI/

Tria juga mengungkapkan, dari 55 balita yang mengkonsumsi kental manis diperoleh proporsi bahwa 34,3% balita stunting mengonsumsi kental manis lebih dari sekali dalam sehari. Selain itu 31,3% dari balita sunting mengonsumsi kental manis di usia 24-59 bulan.

Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., mengatakan konsumsi dan persepsi masyarakat mengenai kental manis sebagai susu ini telah terjadi sejak lama.

Baca Juga: Sistem Rujukan Berjenjang dan Pemenuhan Intervensi Gizi Spesifik Dalam Percepatan Penurunan Stunting

"Fenomena ini sudah cukup lama, konsumsi kental manis sebagai susu sudah membudaya dan mengakar sejak lama. Dimana masyarakat sering salah kaprah memaknai bahwa kental manis bukan merupakan susu," Jelas Warsiti dalam konferensi pers Hasil Penelitian Penggunaan Kental Manis pada Masyarakat Marjinal dan Dampaknya Terhadap Status Kesehatan Balita yang diadakan di Gedung Siti Moendjijah Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Sabtu 19 Agustus 2023.

Rektor Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta itu juga memaparkan bahwa mengubah pemahaman masyarakat seputar kental manis dapat menggantikan asupan nutrisi terutama pada balita perlu perhatian khusus.

Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat mengatakan YAICI telah lebih dari 5 tahun memberi perhatian terhadap isu gizi masyarakat. Dengan berkolaborasi dengan banyak pihak, salah satunya adalah PP Aisyiyah, YAICI berkomitmen untuk mendukung pencapaian Generasi Emas 2045, salah satunya adalah pencegahan stunting dengan menggali akar persoalannya.

“Temuan bahwa 13 orang tua bayi dari 17 orang tua Bayi menganggap kental manis adalah susu. Lebih lanjut 13 bayi dari 17 bayi yang berpotensi stunting dan mengonsumsi kental manis mengalami dampak lain seperti diare dan karies,” lanjut Arif Hidayat.

Baca Juga: Pemenuhan Gizi Anak di Ibukota, Stunting Masih Berada di Kisaran 14,8 Persen di Ibukota

“Bersama mitra, kami melakukan pendekatan ke masyarakat, menggali informasi mengenai kebiasaan-kebiasaan yang mempengaruhi asupan gizi anak dan juga melakukan berbagai penelitian. Dengan demikian, akan menghasilkan rekomendasi untuk penanganan stunting yang berlandaskan fakta dan akademis,” jelas Arif.

Lebih lanjut, Arif menggarisbawahi, hal-hal berdasarkan temuan di lapangan yang berpengaruh terhadap kecukupan gizi anak adalah pemahaman gizi ibu. “Literasi gizi atau pemahaman gizi masyarakat sangat erat kaitannya dengan gizi anak. Tidak jarang kami temukan anak-anak di keluarga mampu juga mengalami gizi buruk atau stunting. Penyebabnya adalah asupan makannya tidak tepat, konsumsi kental manis sebagai susu dan kebiasaan konsumsi makanan tinggi gula lainnya,” beber Arif.

Halaman:

Editor: Ahmad D


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x