Stunting! Hasil Penelitian Persepsi Masyarakat Terhadap Kental Manis Sebagai Susu Masih Tinggi

- 22 Agustus 2023, 18:13 WIB
Stunting! Hasil Penelitian Persepsi Masyarakat Terhadap Kental Manis Sebagai Susu Masih Tinggi
Stunting! Hasil Penelitian Persepsi Masyarakat Terhadap Kental Manis Sebagai Susu Masih Tinggi /Dok. YAICI/

JURNAL SUMBAWA - Stunting masih menjadi persoalan serius yang harus dihadapi Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini, survei gizi dan Status Gizi Indonesia (SGSI) tahun 2022 menunjukkan angka prevalensi stunting di Yogyakarta mencapai 16,6 persen. Meskipun ada penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun masih mengindikasikan bahwa tindakan lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi masalah ini.

Hal lain yang perlu disorot dalam survey SSGI tahun 2022, adalah bayi usia antara 0 sampai lima bulan yang mengalami stunting relatif kecil yaitu 11,7 persen. Akan tetapi bayi yang berusia 6-12 bulan yang mengalami stunting berada di angka 13,7 persen (atau meningkat 2 persen). Yang mengejutkan adalah bayi usia 12-23 bulan yang mengalami stunting mencapai 22,4 persen. Terlihat bahwa asupan makanan anak pada masa MPASI mempengaruhi asupan gizi dan kesehatan anak.

Peneliti Universitas Muhammadiyah Jakarta Prof. Dr. Tria Astika Endah Permatasari, S.K.M., M.K.M., mengatakan kesalahan asupan gizi balita rentan terjadi di masa MPASI. Sebab, pada masa ini asupan gizi anak tidak lagi hanya mengandalkan ASI namun makanan tambahan harus mencukupi kebutuhan gizinya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Dorong Peran Bidan dalam Pencegahan Stunting Serta Masalah Kesehatan Ibu dan Anak

“Jika pada masa ini MPASI nya tidak cukup gizi, balita mulai mengenal makanan dan minuman dengan rasa yang kuat seperti tinggi kandungan gula garam dan lemak, seperti terbiasa makan makanan instan, minuman dengan penambah rasa atau menggunakan kental manis sebagai minuman susu anak, ini sangat beresiko,” jelas Tria saat konferensi pers di Universitas Aisyiyah DIY , Sabtu 19 Agustus 2023.

Dalam penelitian terbaru yang dilakukan Tria bersama Majelis Kesehatan PP Aisyiyah dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) mengenai konsumsi kental manis oleh balita di provinsi Yogyakarta, terungkap 5.3% atau 55 balita mengkonsumsi kental manis sebagai minuman susu, 43 balita diantaranya terdeteksi gizi buruk atau kurang gizi. Hal itu sejalan dengan persepsi ibu terhadap kental manis. Sebanyak 22,3% ibu beranggapan kental manis adalah susu. Anggapan ini terbentuk akibat pengaruh iklan kental manis yang dahulu kerap tayang di televisi sebagai susu untuk anak (57%).

Lebih lanjut, Tria memaparkan temuan-temuan dari penelitian yang dilakukan pada rentang waktu Juni hingga Juli 2023 tersebut.

Baca Juga: Waspada Susu Kental Manis Picuh Stunting Pada Anak

“Media massa, seperti televisi, radio, dan media lainnya, juga memiliki peran penting dalam membentuk persepsi tentang kental manis. Responden menganggap bahwa kental manis adalah susu karena informasi yang diperoleh dari media tersebut,” jelas Tria.

Halaman:

Editor: Ahmad D


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x